TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Wahana Auto Ekamarga (WAE), perusahaan otomotif agen pemegang merek Jaguar dan Land Rover di Indonesia menghadirkan mobil sport utility vehicle (SUV) premium Jaguar F-Pace di pasar Indonesia, di showroom Jaguar Land Rover South Jakarta di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (12/11/2017) siang..
SUV lima penumpang yang mengusung tagline 'The Ultimate Practical Sport Car' ini diluncurkan PT WAE di Indonesia sebagai respon atas kuatnya tren permintaan pasar terhadap mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) di Indonesia, termasuk segmen SUV premium.
Sementara, di saat yang sama, pasar mobil sedan sedang lesu.
"Di Indonesia pasar sedan sedang turun, dan model SUV sedang kencang. Ini kesempatan bagi Jaguar untuk hadirkan SUV F-Pace di Indonesia," kata Roland Staehler, Cheif Operating Officer PT WAE di acara peluncuran Jaguar F-Pace.
Roland menjelaskan, Jaguar F-Pace merupakan SUV yang mengkombinasikan space (kabin yang lapang), kepraktisan dan sportiness (tampilan yang sporti.
"Kami berharap mobil ini mendapat sambutan bagus dari para penggemar Jaguar di Indonesia," ungkap Roland.
F-Pace dibekali mesin bensin 2 liter 4 silinder bertenaga maksimum 250 horse power. Dengan twin-scrolk turbo, mesin ini mampu menyemburkan torsi puncak 365 Nm pads putaran mesin 1.200 rpm.
Jaguar F-Pace menggunakan sistem penggerak all wheel drive dan mampu berakselerasi dari posisi nol ke 100 km per jam hanya dalam 6,8 detik. Sementara konsumsi bahan bakarnya hanya 7,4 liter untuk setiap 100 km jarak tempuh.
Sales and Product Planning Manager WAE, Tommy Handoko mengatakan, F-Pace bidik customer Jaguar yang lebih muda, yang lebih mementingkan kepraktisan, termasuk pula kalangan konsumen kaum wanita di tengah tren pasar SUV yang terus tumbuh di Indonesia.
Mengapa hanya tipe mesin bensin 2 liter saja yang masuk pasar Indonesia?
Tommy beralasan, SUV ditujukan untuk pengendaraan di kawasan perkotaaan. Sehingga, dengan mesin 2 liter dan tenaga maksimum 250 horse power, sudah mumpuni untuk berakselerasi dan bermanuver dengan baik dan enak dikendarai.
Untuk tipe jalanan perkotaan, SUV tidak memerlukan akselerasi terlalu berlebihan.
"Menurut kita, tenaga 2 liter pilihan yang tepat untuk pengembangan engine Jaguar F-Pace ini, dan dengan engine 2 liter, harga jual menjadi sangat kompetitif di Indonesia," jelasnya.
Tentang tidak adanya varian mesin diesel untuk pasar Indonesia di Jaguar F-Pace ini, Roland Staehler mengatakan, persepsi customer loyal Jaguar di Indonesia terhadap mesin diesel masih kurang jika dibandingkan mesin bensin.
Baca: Jaguar Hadirkan SUV F-Pace di Indonesia, Harganya Dibanderol Rp 1,5 Miliar Off The Road
Selain itu, preferensi mereka masih kuat pada mesin bensin. Pertimbangan lainnya adalah kualitas bahan bakar solar.
"Untuk memasukkan versi mesin diesel, kami memunggu approval dari pihak prinsipal, apakah bisa dimasukkan ke pasar Indonesia atau tidak," ungkap Roland.
Tommy Handoko menjelaskan, Jaguar F-Pace sepenuhnya memakai platform baru, tidak menggunakan platform mobil mobil Jaguar yang lainnya.
Sementara, untuk teknologi mesinnya, Roland mengatakan, mesin di Jaguar F-Pace memang diproduksi di pabrik yang sama milik Jaguar Land Rover di Inggris, seperti mesin-mesin yang dipasang di Land Rover.
Namun dia menegaskan, konfigurasi mesin untuk Jaguar dan Land Rover sama sekali berbeda. Begitu juga electronic programming, component, dan karakter mesinnya dirancang sama sekali berbeda.
"Basic mesin sama dengan yang dipakai di Land Rover tapi sistem power train berbeda." tegasnya.
"Perbedaan karakter mesin di Jaguar dan di Land Rover ini bisa dirasakan saat di putaran rendah dan putaran tinggi. Gear ratio, serta transmisi yang diaplikasikan juga berbeda dari yang dipasang di Land Rover," imbu Roland Staehler.
Untuk pasar Indonesia, PT WAE memasarkan Jaguar F-Pace seharga Rp 1,549 miliar of the road.
Setiap pembelian Jaguar F-Pace, PT WAE menggaransi dengan paket servis 5 tahun, termasuk penggantian komponen wear & tear selama 3 tahun. PT WAE juga memberikan garansi 3 tahun atau jarak tempuh 100.000 km, mana yang tercapai lebih dulu.
Penulis: Choirul Arifin