TRIBUNNEWS.COM, BANJAR BARU - Tidak sekadar hobi motor, tapi anggota komunitas Maju Jangan Mundur Extreme Riders (MJM XR) Banjarbaru mengandalkan skill atau keahlian. Sesuai dengan bidang digeluti, yakni freestyle, maka anggotanya pun dituntut punya skill melakukan aksi ekstrem itu.
Baca: Polisi Mengamen Keliling Kulonprogo Sosialisasikan Tertib Lalu Lintas
Kemampuan anggota komunitas dibentuk belum genap setahun, tepatnya 26 November 2016 ini sangat diperhitungkan para freestyler Banua.
Hal itu, tak lepas dari berbagai prestasi yang telah diraih anggota komunitas diketuai Eko Slowly ini, terutama untuk kategori Pemula Sport. Dari menjadi jawara ajang freestyle tingkat Kota Banjarbaru, Banjarmasin, hingga ikut menjajal kemampuan di lomba freestyle tingkat nasional.
Skill para anggotanya, di antaranya bisa dilihat saat mereka latihan rutin setiap Minggu sekitar pukul 17.00 Wita hingga 18.00 Wita di kawasan kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, di Banjarbaru.
Baca: Pansus Angket Bakal Kembali Panggil KPK Setelah Reses
Seperti tampak pada Minggu (22/10) sore. Sekitar pukul 16.30 Wita, rider Aat Kwachie, Azril, Lielay, Fajar TR dan Bahar telah menunggu di atas sepeda motor dan baju kebesarannya.
Meski masih dalam kondisi sakit, Eko kemudian mengambil sepeda motor beraksi freestyle dengan melakukann gerakan pemanasan circle atau memutar bersama rekannya cukup senior, Lielay. Melihat aksi Eko menunjukkan skill freestyle, seperti tidak tampak kalau kondisinya masih belum fit.
Keduanya pun mulai 'panas' melakukan gerakan ekstrem dan tampak berbahaya, circle wheelly yakni kedua tangan tidak memegang setang lagi, melainkkan menggunakan rem kaki. Penonton yang menyaksikan dibuat sport jantung.
"Di antara beberapa gerakan freestyle, ini merupakan gerakan cukup sulit," kata juara di ajang freestyle tingkat Kota Banjarbaru untuk kategori Pemula Sport ini.
Setelah itu, keduanya pun melakukan wheelly atau mengangkat ban depan, stoppie atau angkat ban belakang serta akrobatik dengan berdiri di jok sambil melepas kedua tangan dari setang.
Usai keduanya beraksi, Aat kwachie, Azril, Lielay, Fajar TR dan Bahar menunjukkan kebolehan. Malah Aat yang baru bergabung empat hari 'nekat' melakukan aksi akrobatik, walau masih kaku.
"Saya baru empat hari bergabung di sini. Awalnya sering ikut balapan liar di Banjarmasin dan saya sadar tindakan itu membahaya diri sendiri dan pengendara lain. Akhirnya saya ikut berlatih freestyle," ujar Aat.
Ketua MJR XR Banjarbaru, Eko mengungkapkan bagi pemula, dirinya mengajari teknik dasar dulu. "Kalau sudah mulai menguasai teknik dasar, perkembangan skill pasti dengan sendirinya akan bertambah kombinasi lainnya. Saya juga memberikan masukan kepada teman-teman kalau baru belajar, jangan mencari Juara atau sponsor. Harus berjuang dulu agar bisa mencapai hasil yang diinginkan," kata cowok kelahiran Banjarmasin, 4 Oktober 1990 ini.
Akhirnya terkumpul sampai sekarang ada sembilan orang dan rata-rata pelajar.
Anggota senior yang juga punya banyak prestasi, Lielay bercerita, selama menekuni freestyle, dirinya pernah mengalami patah kaki. "Saya tak pernah jera dan setelah sembuh, kembali beraksi di atas sepeda motor. Keluarga saya juga sangat mendukung," ujarnya.(TIM)