News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Helm Begitu Beragam, Apa yang Membedakan?

Penulis: Brian Priambudi
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aneka model dan pertuntukan helm dipamerkan gelaran Jejak Roda yang digelar situs Naikmotor.com di Synthesis Residence Kemang, Jakarta, Sabtu (12/5/2018),

Laporan Wartawan Tribunnews, Brian Priambudi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merayakan ulang tahunnya yang ketiga, Naikmotor.com menghadirkan grup Belajar Helm di gelaran Jejak Roda untuk mengedukasi pengunjung mengenai perawatan, pemilihan, dan pengenalan jenis helm di Synthesis Residence Kemang, Jakarta, Sabtu (12/5/2018).

Belajar Helm menjelaskan terjadinya variasi harga helm disebabkan oleh dua faktor yaitu harga dan brand yang membuat helm tersebut.

Yang pertama adalah bahan, menurut salah satu anggota Belajar Helm, Kasim menjelaskan bahwa bahan terbagi menjadi tiga yaitu thermoplastic, fiber, serat karbon, dan campuran serat dengan karbon.

"Bahan paling baik sekarang serat karbon, karena dia lebih lentur yang dapat meredam benturan lebih baik. Jadi dia kalo penyok dia bisa balik lagi, nggak langsung pecah," ujar Kasim.

Faktor kedua adalah brand, contohnya helm bermerek KYT pasti akan lebih murah dengan helm merek Arai.

Baca: Jejak Roda, Ajang Gathering-nya Para Pecinta Motor Lintas Komunitas dan Merek

Perbedaan harga tersebut tentu dengan spesifikasi helm yang sama.

Selanjutnya Belajar Helm pun memberikan tips bagi pengunjung bagaimana caranya memilih helm yang pas dan sesuai dengan kebutuhan pembeli.

"Pertama kita harus mengenal bahan helm itu sendiri," ujar Kasim.

Dengan mengenal bahan dari helm tersebut kita dapat membandingkan dengan beberapa brand dengan bahan yang serupa, sehingga dapat memilih lebih bijak dan sesuai dengan kantong.

Kedua sesuaikan dengan kebutuhan berkendara, apabila penggunaan sehari-hari dalam berkendara hanya di kecepatan 60 km/jam helm half face sudah cukup untuk memenuhi keamanan pengendara.

"Tapi kalo mau nyobain tenaga motor wajib pakai helm full face," ujarnya.

Cara ketiga yaitu dengan mengukur lingkar kepala di bagian dahi secara lurus mengitari hingga belakang kepala, dengan begitu dapat mengetahui ukuran helm yang pas.

"Kalau ukuran helm pas dipakainya enak, nggak kekencangan juga nggak kekendoran. Misalnya waktu diukur 57 cm berarti M," ujarnya.

Helm yang terlalu sempit pun dapat mengakibatkan sakit kepala hingga pusng, begitu juga dengan helm yang longgar akan bergoyang jika terhembus angin dijalan.

Kasim pun menjelaskan faktor terpenting keselamatan ada pada pengendara bukan pada helm.

Menurutnya apapun jenis dan brand helm yang digunakan, tapi pengendaranya tidak aman dalam berkemudi dapat membahayakan dan terjadi kecelakaan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini