TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di Indonesia, pengguna motor bisa gampang ribut gara-gara hal sepele, misalnya penggunaan head single overhead camshaft (SOHC) atau double overhead camshaft (DOHC) di motor.
Buat kamu yang masih belum terlalu ngerti atau masih suka kebalik-balik, SOHC hanya punya satu batang noken as.
Biasanya mesin SOHC punya torsi yang berisi di putaran rendah karena lebih ringan dalam memutar mesin dan sebaliknya DOHCmenghasilkan torsi lebih rendah karena lebih berat.
Lalu mesin DOHC memiliki dua batang noken as sehingga punya kelebihan mendatangkan kitiran mesin (RPM) lebih tinggi.
Pada dasarnya, mesin dengan mekanisme SOHC memiliki low-end torque lebih baik sementara DOHC memiliki (biasanya) top-end power lebih tinggi.
Tapi yang harus kamu harus ingat, performa motor enggak cuma ditentukan oleh mekanisme noken as ini.
Nah ada satu lagi jenis head dari mungkin saja kamu belum tahu, namanya unicam.
Baca: Penipuan Terbesar di Kanagawa Jepang, Nenek 70 Tahunan Terkuras 133 Juta Yen
Bisa dibilang teknologi ini menjadi penengah antara SOHC dan DOHC. Masih belum paham? Yuk simak lebih lanjut!
Mekanisme Unicam yang digunakan oleh beberapa motor Honda menggunakan 4 klep namun menggunakan prinsip SOHC, contohnya yang dijual di Indonesia adalah Honda CRF1000LAfrica Twin.
Lho apa bedanya dengan motor-motor Yamaha seperti Vixion yang SOHC tapi klepnya juga 4?
Sistem Unicam punya mekanisme buka-tutup klep unik yang menjadi ciri khas special engine Honda mulai dari CRF450R pada tahun 2002.
Menggunakan satu kem (camshaft/noken as) layaknya mesin SOHC, tapi memiliki tonjolan yang biasanya berjumlah ganjil.
(BACA JUGA: Blak-blakan M. Fadli: Pembalap yang Menabrak Saya Tidak Berani Balapan Lagi)
Jadi kalau di mesin SOHC empat klep, tonjolan di kem hanya ada 2 dan gerak keempat klep dibantu oleh rocker arm yang bercabang.