TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Kondisi nilai tukar rupiah dengan dollar AS belakangan juga menjadi topik hangat di dunia otomotif.
Kondisi saat ini dihubungkan dengan langkah pemegang merek untuk melakukan pemilihan strategi, salah satunya menaikkan harga jual.
Namun Public Relation Manager PT Toyota Astra Motor ( TAM) Rouli Sijabat membantah bahwa kondisi nilai tukar akan mempengaruhi harga jual produk-produk di Indonesia.
"Harga kondisinya saat ini masih kita tahan, belum ada kenaikan. Kalau waktunya naik, maka akan dinaikkan. Pastinya bukan karena nilai tukar tapi misal ada fitur baru," kata Rouli saat ditemui di Singapura, Rabu (12/9/2018).
Rouli mencontohkan Innova. Kendaraan multiguna tersebut mengalami kenaikan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta rupiah karena ada tambahan fitur dan ini dilakukan di semua tipe.
Fitur yang dimaksud adalah audio berupa rear seat entertainment untuk baris kedua. Fitur tersebut disematkan pada Venturer dan model Q sebagai model teratas.
Hal itu menyebabkan model-model di bawahnya pun ikut berubah mengikuti tipe diatasnya dan seterusnya.
"Jadi memang waktunya ke situ, ada hasil studi ke arah sana (penambahan fitur). Kemarin antara Juli Agustus. Dan memang saat kebetulan dollar AS naik, tapi tidak berhubungan sama itu," ungkap Rouli.
VIDEO: Detik-detik Mobil Brio Merah Masuk Jurang, Sempat Tabrak Pembatan Jalan - Tribunpekanbaru.com
Detik-detik TKP Kasus Subang Digaris Polisi, Sempat Ada 2 Wanita Cengengesan Intip Lokasi Pembunuhan
Rouli sendiri mengungkapkan perubahan harga sudah dilakukan Toyota pada awal tahun dan pertengahan tahun. Ini berhubungan dengan perpajakan BBN dengan kenaikan sekitar Rp 150.000 sampai Rp 250.000.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Toyota Naikkan Harga Innova"