TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini perusahaan otomotif Jerman, Volkswagen (VW) masih belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang rencana keluar dari Iran menyusul munculnya sanksi dari Pemerintah Amerika Serikat terhadap perusahaan asing yang tetap ngotot berinvestasi di Iran.
Kantor berita ekonomi Bloomberg memberitakan, Richard Grenell terlibat langsung dalam perundingan dengan VW selama berminggu-minggu.
Grenell kemudian mengatakan, VW telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah AS hari Selasa lalu (18/9).
Menurut berita itu, VW akan membatalkan rencana pemasaran mobilnya di Iran.
Tapi beberapa unit usaha tetap akan dilanjutkan "atas alasan kemanusiaan". Laporan itu tidak menyebutkan, apa yang akan dilakukan VW di Iran.
Kepada Bloomberg, Grenell mengatakan: "Volkswagen menyampaikan kepada kami, akan menaati sanksi AS terhadap Iran". Dia menyatakan gembira dengan keputusan saöah satu produsen mobil terbesar dunia itu.
Kritikan Uni Eropa
Keputusan Presiden AS Donald Trump bulan Mei lalu menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran yang disepakati tahun 2015 dikritik keras oleh Uni Eropa, yang menyatakan ingin mempertahankan kesepakatan tersebut.
Namun AS lalu mengancam akan memberlakukan sanksi ekonomi, kecuali Iran berseduia merundingkan kembali kesepakatan nuklir "yang lebih ketat dan adil".
Baca: Hikvision Tawarkan Solusi Smart City Berbasis Teknologi Kecerdasan Buatan
Bulan Agustus lalu, AS mulai menerapkan sanksi ekonomi di beberapa sektor. Perusahaan-perusahaan besar Eropoa kemudian menghentikan kegiatannya di iran karena khawatir mendapat sanksi dari AS.
Perusahaan Jerman yang sudah menghentikan kegiatan di iran antara lain Daimler, pembuat mobil Mercedes Benz. Selain itu raksasa telekomunikasi Deutsche Telekom juga tidak melakukan investasi baru lagi, demikian juga perusahaan kereta api Deutsche Bahn.
AS akan menerapkan sanksi tahap kedua bulan November mendatang. Banyak perusahaan secara sukarela keluar dari Iran karena khawatir, bisnis mereka dengan AS mengalami masalah.
Sri Sayekti/Sumber : DW.com