Laporan Reporter Kontan, Eldo Christoffel Rafael
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada periode sembilan bulan tahun ini penjualan mobil nasional tampak masih positif. Namun beberapa Agen Pemegang Merk (APM) melihat sampai akhir tahun ini penjualan nasional justru akan stagnan.
Dari data penjualan pabrikan ke diler (wholesales) Gaikindo tercatat penjualan pada periode Januari-September 2018 sebesar 856.439 unit.
Angka ini naik 6,8 persen dari periode sama tahun lalu sebanyak 801.701 unit.
Sedangkan penjualan dari diler ke konsumen atau retail sales mencapai 851.430 unit atau naik 10,8% dari periode sama tahun lalu sebanyak 768.120 unit.
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, di tahun 2018 ini, ada tren kenaikan di segmen kendaraan komersial.
Di Toyota, penjualan kendaraan komersial naik sekitar 16,4 persen dengan volume 11.088 unit atau naik tahun lalu 9.522 unit.
"Peningkatan di sektor ini sedikit banyak dipengaruhi oleh maraknya perkembangan pembangunan infrastruktur dan juga gencarnya pariwisata dalam negeri," kata Soerjopranoto kepada Kontan.co.id, Minggu (14/10).
Baca: Keluarga Tak Terima Anak Perempuannya Digauli, Sang Pacar Dieksekusi Hingga Tewas
Namun Soerjo mengaku periode kuartal III-2018 tersebut penggerak penjualan masih dari enam model andalan. Seperti model multi purpose vehicle (MPV) Avanza, Rush, Kijang Innova, Calya, Agya dan Fortuner.
Kombinasi model-model MPV, sport utility vehicle (SUV), dan low cost green car (LCGC) tersebut diyakini akan sama sampai akhir tahun ini. "Penjualan wholesales dan retail sales tahun ini akan mirip-mirip dengan tahun lalu tapi pilihan pelanggan makin banyak kan," katanya.
Tahun lalu penjualan wholesales Toyota mencapai 371.332 unit. Meski masih menjadi pemimpin pasar, sejatinya pada periode Januari sampai September pangsa pasar Toyota menurun.
Saat ini wholesales Toyota menguasai 30,1% pasar nasional atau turun dari periode sama tahun lalu sebanyak 36%.
Selain itu di pasar ritel juga sebanyak 30,7% atau turun dari periode sama tahun lalu 35,4%.
TAM masih meyakini tahun ini pangsa pasarnya tetap di atas 30%. Adapun secara penjualan nasional menurutnya susah untuk bertumbuh. Menurutnya banyak faktor dadakan yang mempengaruhi pasar nasional saat ini. Misalnya saja nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang melemah.
Hal ini mengakibatkan harga jual terkerek naik dan berpotensi menahan daya beli. Untuk kenaikan di bulan Oktober ini, terdapat empat produk Toyota yang mengalami penyesuaian yaitu Voxy, Rush, Agya, dan Calya.
Baca: Ducati Akhirnya Rilis Multistrada 1260 Enduro, Motor Anyar untuk Segala Medan Menantang
Jonfis Fandy, Marketing After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) menjelaskan secara umum pasar otomotif dirasakan berjalan stagnan.
Banyak hal yang menghawatirkan seperti kondisi nilai tukar, suku bunga yang naik, dan lainnya. Catatan saja hingga saat ini HPM belum ada rencana menaikkan harga jual kendaraannya.
"Mobil baru dan mobil komersial yang bertumbuh cukup tinggi beberapa tahun ini. Tapi belum memicu kenaikan pasar seperti saat LCGC diperkenalkan di Indonesia," kata Jonfis kepada Kontan.co.id, Minggu (14/10/2018).
Namun Jonfis meyakini pasar nasional akan tak jauh dari angka 1 juta unit. Tahun lalu penjualan wholesales nasional sebanyak 1,08 juta unit.
Faktor positifnya yakni kondisi pertumbuhan ekonomi yang baik, pembangunan infrastruktur berjalan lancar, inflasi yang terjaga, neraca keuangan positif dan langkah serta kebijakan pemerintah yang terarah.
Hanya saja Jonfis memprediksi penjualan wholesales Honda akan turun menjadi sekitar 170.000 unit. Padahal tahun lalu penjualan Honda mencapai 186.859 unit.
Menurutnya semua model yang diproduksi di pabrik Karawang akan menyumbangkan 97% penjualan Honda.
Pabrik tersebut memproduksi mobil secara completely knock down (CKD) seperti Honda Brio, Honda Mobilio, Honda CR-V, Honda HR-V dan Honda Jazz.