TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampai sejauh ini kehadiran soal motor listrikmasih simpang siur. Menurut AISI, pemerintah dalam hal ini tengah menyusul regulasi yang diperlukan.
"Saya kira sekarang lagi berjalan, sedang berjalan. Jadi pemerintah juga membuat atau mengkaji hal itu dengan baik," kata Johannes Loman, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Apalagi diperkirakan motor listrik Gesits tak lama lagi akan meluncur ke pasaran.
Sehingga regulasi mengenai motor listrik sudah harus segera mencapai final.
Meski begitu, rupanya AISI tak mematok target waktu soal regulasi motor listrik ini.
"Gini, kami sih welcome saja kalau ada merek baru yang masuk AISI," kata Loman kepada wartawan (15/10/2018).
"Cuma kita perlu mengerti bahwa persoalan utama motor listrik yang saat ini dihadapi adalah cost-nya yang tinggi," sambungnya.
Baca: Volume Penjualan Toyota Avanza Hanya Selisih Tipis dari Mitsubishi Xpander
Loman juga mengatakan, saat ini harga baterai masih tergolong mahal.
"Jadi kita tidak bicara waktu, jadi tergantung teknologinya. Kalau teknologinya ditemukan, dan harganya kompetitif, maka itu akan berjalan," terangnya.
Loman juga mengatakan, industri kendaraan listrik bisa berkembang jika teknologi yang diperlukan mumpuni.
Teknologi ini bahkan dirasa lebih penting ketimbang regulasi yang saat ini tengah digodok oleh pemerintah.
"Menurut saya begitu, karena kalau kami lihat saat ini. Baik itu motor listrik maupun mobil listrik, cost-nya masih tinggi," sebutnya.
"Karena memang kalau saya baca dari beberapa pengamat dan konsultan, harga baterai per kilowat hour-nya masih di 160 sampai 170 US Dollar, bahkan ada juga yang bilang 200 US Dollar," tutup Loman.