TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Nampaknya kasus pembajakan atau oli palsu di Indonesia belum kunjung mereda dengan beragam modus digunakan untuk mengelabui konsumen.
Sudah banyak kawasan di Indonesia yang ditemui oli palsu.
Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), Justisiari menanggapi hal ini, ia mengatakan beragam modus yang digunakan soal oli palsu.
Saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018) Justiasari mengatakan, "pelumas palsu ada berbagai macam modus. Modus yang terlihat mata adalah ada orang produksi pelumas lalu tempel merek lain tanpa hak."
"Jadi sebenernya mungkin pelumasnya kualitas kurang bagus dijual dengan merek lain tanpa sepengetahuan dan hak," sambungnya.
Modus kedua adalah daur ulang, jadi oli bekas disuling kembali terlihat bagus bahkan seringkali menjadi lebih jernih dari pada yang asli.
"Dari kasat mata bagus bening, tapi disitu mereka pakai campuran kimia biar terlihat jernih. Tapi ketika di gunakan bisa menyebabkan mesin rontok atau lifetime kendaraan berkurang dari 3 tahun jadi satu tahun," ungkapnya.
Untuk itu, dia menghimbau agar para konsumen bisa lebih jeli dalam memilih pelumas.
"Konsumen memang harus pandai juga, jangan hanya tergiur harga murah," pesannya.
Menurut Justi, produsen pelumas perlu membantu konsumennya dalam mengidentifikasi produk pelumas asli karena hal ini akan mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap produk tersebut.
Artikel ini telah tayang di GridOto.com dengan judul "Ngeri! Begini Pemain Oli Palsu Mengelabui Konsumen"