TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa pasar mobil bekas ( mobkas) jelang akhir tahun 2018 mengalami perubahan.
Tren penjualannya tak lagi menyasar pada mobil besar berkapsitas tujuh penumpang, namun lebih ke mobil-mobil berdimensi kompak, seperti city car dan hatchback.
Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih, menjelaskan tren penjualan mobkas saat ini lebih mengarah ke mobil kompak.
Sementara mobil besar baik jenis MPV maupun SUV yang memiliki muatan tujuh penumpang pamornya mulai menurun.
"Sejak Oktober lalu sudah mulai terlihat adannya shifting dari konsumen mobkas. Mereka dominan ke arah mobil kecil, mulai dari Jazz, Yaris, Ignis, Sirion, sampai beberapa ada yang pilih Ayla dan Agya. Jadi mobil MPV atau SUV yang besar-besar ini mulai lambat putarannya," ucap Herjanto ketika dihubungi, Selasa (13/11/2018).
Adanya pergeseran ini menurut Herjanto dikarenanakan banyak sebab. Salah satu faktor kuat saat dimulainya penerapan ganjil-genap beberapa waktu lalu, kemudian ke masalah ekonomi, lalu imbas dari berkembangnya taksi online yang membuat pola pikir konsumen ikut berubah.
Saat penerapan ganjil genap, masyarakat banyak yang membeli mobkas berdimensi kecil sebagai mobil kedua agar bisa tetap menjalankan aktifitasnya.
Baca: Ada Tilang Elektronik Jadi Alasan Segerakan Balik Nama saat Beli Mobil Bekas
Sekarang, masyarakat cenderung memiliki mobil kecil untuk menyesuaikan finasial jelang musim libuaran akhir tahun, sedangkan maraknya taksi daring membuat mindset konsumen berubah.
Fischer menjelaskan naiknya penjualan city car, hatchback, atau low cost green car (LCGC) lebih dikarenakan faktor penyesuaian dari infrakstruktur.
Sementara untuk konsumen mobil MPV atau SUV besar memang memiliki segmentasi pasar yang berbeda.
"Memang ada kenaikan, tapi tidak serta merta karena taksi online atau finansial. Naiknya permintaan mobil kecil lebih karena penyesuaian, contoh seperti di Jakarta, konsumen beli city car atau hatchback bekas untuk meneyesuaikan parkiran pada kluster rumah, atau karena tidak mau ribet bawa mobil besar di Ibu Kota, karena rata-rata yang laris itu transmisi matik," ucap Fischer.