News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pajak Minta Dikaji Ulang, Kode Yamaha Ingin Bermain Motor 300 cc?

Editor: Gagah Radhitya Widiaseno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yamaha R25 (kiri) dan Yamaha R3 terbaru di acara peluncuran global motor ini di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Kamis (11/10/2018).

TRIBUNNEWS.COM - Pajak untuk motor di atas 250 cc memang menjadi pro kontra saat ini.

Bagaimana tidak, di Indonesia harga motor yang kapasitas mesinnya di atas 250 cc harganya bisa melonjak tinggi.

Ada kebijakan pajak barang mewah untuk motor berkapasitas besar.

Sebagai gambaran, PPnBM untuk motor di atas 250 hingga 500 cc sejak tiga tahun lalu adalah 60 persen.

Efeknya harga motor bisa meningkat 40 persen, jauh lebih tinggi dari harga motor bermesin 250 cc.

Inikah solusi kemacetan? hahahaha Baca berita otomotif lainnya di GridOto.com (klik link di bio) #mobil #mobilunik #antimacetmacet #macet #car #videoviral #viral #gridoto #otomotif #otomania #motorplus #jip #otomotifweekly #gridnetwork

Kebijakan itu pun menimbulkan pro-kontra di industri otomotif Tanah Air, salah satunya dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Dyonisius Beti, Vice Executive President dan COO YIMM meminta pemerintah untuk kembali meninjau peraturan motor di atas 250 cc yang dikenakan pajak barang mewah (PPnBM).

"Kami ingin sampaikan ke pihak pemerintah, dan mereka juga sudah mulai melihat kembali," ujar Dyon saat berada di pabrik global YIMM, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (3/12/2018).

"Kalau ingin produksi 'made in Indonesia', kenapa kita dikenakan pajak 40 persen? Akibatnya kan misal harga motor yang semula Rp 50 jutaan itu bisa melompat jadi hampir Rp 90 juta," lanjutnya.

Dyon menambahkan, kebijakan itu dirasa cukup membebani masyarakat dan juga produsen di dalam negeri.

HALAMAN SELENGKAPNYA >>>>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini