News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

GIIAS 2019

Investor Asing Bebas Dirikan Pabrik di Indoesia, Gaikindo: Uang Nggak Kenal Negara

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, menyebut investor asing bebas membangun pabrik otomotif di Indonesia.

Yohannes, mengatakan brand mana saja boleh masuk ke pasar otomotif Indonesia, baik dari negara Asia, Eropa, dan belahan dunia lainnya.

"Kami netral sekali, uang enggak kenal negara. Jepang mau investasi, Korea mau investasi, Tiongkok mau investasi semua boleh," kata Yohannes Nangoi, pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/7/2019).

Saat ini, lanjutnya, brand Hyundai menjadi pabrikan Korea Selatan yang membangun pabrik otomotif di Indonesia. Selain Hyundai, Yohannes mengatakan ada pabrikan asal Jepang yang berencana memperluas wilayah pabriknya.

"Kemarin sudah dikatakan Pak Airlangga (Menteri Perindustrian), ada beberapa pabrik seperti Toyota, memiliki rencana untuk memperluas pabriknya. Terutama ke arah elektrifikasi," tutur Yohannes kepada Wartawan.

Baca: Versi Modifikasi Honda ADV150 Tampil dengan Konsep Urban Street

Pabrikan otomotif asal Tiongkong, BYD, pun berencana ingin bangun pabrik di Indonesia.

Namun, kata Yohannes, belum ada kejelasan ihwal hal tersebut. "Belum jelas semuanya," ucapnya.

Baca: Kemenperin: Indonesia Siapkan Tax Holiday Untuk Perusahaan yang Inves 30 Juta USD ke Atas

Karena ini masuk ranah bisnis, sambungnya, harus ada keuntungan yang tak perlu persoalkan merek apa dan dari mana. "Ini bukan soal kalah atau menang. Ini soal bisnis. Kalau menguntungkan, pasti mereka datang," ujar Yohannes.

Yohannes menegaskan, hal terpenting yang dipikirkan Gaikindo yakni investor asing banyak yang masuk.

"Itu yang paling penting. Investasi di Indonesia, jadi basis produksi, kemudian di-ekspor, karena itu menunjang dua poin, menghasilkan devisa dan tenaga kerja lokal," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini