TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Muncul mobil listrik DFSK Glory E3 pada pameran otomotif internasional di GIIAS 2019 pada Kamis (18/7/2019) lalu.
Karena regulasi pemerintah Indonesia mengenai kendaraan berbasis listrik belum dikeluarkan, DFSK saat ini masih menunggu kebijakan tersebut.
Sehingga SUV yang mengandalkan baterai sebagai daya utamanya ini hingga kini belum dipasarkan di tanah air.
Berbarengan dengan diluncurkannya DFSK Glory E3 juga mendapat banyak pertanyaan dari khalayak tentang keamanan mobil listrik tersebut.
Major Qin selaku Head of Marketing Team PT Sokonindo Automobile mengungkapkan, masyarakat banyak menanyakan tentang cara kerja DFSK Glory E3.
"Pertanyaan didominasi dari kalangan orang tua maupun anak muda, untuk itu kami ingin mengedukasi masyarakat dahulu secara intens sebelum memasarkan DFSK Glory E3," ujar Qin.
Qin mengatakan, sebagai kendaraan full electrical, baterai Glory E3 harus dicas selama 8 jam dan menghabiskan daya 52,56 kwh untuk penggunaan sejauh 405 km.
Mengingat kota Jakarta juga masih mengalami banjir ketika musim penghujan, Glory E3 diklaim aman ketika terendam air.
Baca: Ngecas Glory E3 Selama 8 Jam Enggak Habiskan Token Listrik Rp 100 Ribu
"Motor listrik Glory E3 itu sebesar 270 volt sementara listrik rumah bisa 220 volt, dengan volt sebesar itu tentu berbahaya jika pengendara tersetrum."
Qin menjelaskan, Glory E3 dibekali sistem pengaman ketika terjadi kejanggalan sistem seperti terendam atau terjadi problem kelistrikan.
"Jadi bila terendam air, otomatis arus listrik akan putus atau mati, jadi pengendara tidak tersetrum arus listrik."
Qin menambahkan, walau diklaim aman, sebaiknya pengendara mobil listrik nantinya tidak nekat menerobos banjir karena mobil konvensional saja jika menerobos banjir beresiko mengalami trouble.