TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - UD Trucks memperkenalkan teknologi masa depan di dunia truk untuk mendukung bisnis logistik yang kelak akan menghadapi beragam tantangan.
Teknologi cerdas ini diperkenalkan di pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 melalui presentasi singkat yang dipaparkan oleh Kishi Nobuhito, VP Key Account Management, Technology UD Trucks Japan dan Valery Muyard, Presiden Direktur UD Trucks Indonesia di hari ke-8 GIIAS 2019, Kamis (25/7/2019).
Dalam paparannya, Kishi Nobuhito menjelaskan, masyarakat seperti di Jepang dan di Indonesia akan mengadapi beragam tantangan di masa depan. Setelah tahun 2030, satu dari tiga rumah di Jepang akan kosong pada 2033 karena warga usia produktif yang semakin menua dan 26 persen karbon harus diturunkan.
Dia menyebutkan, tahun 2030 nanti, satu dari empat orang di Tokyo akan memasuki usia lebih dari 65 tahun, dan 6% dari jumlah penduduk Indonesia akan lebih dari 65 tahun di tahun 2025. Di tahun 2033, dimana satu dari tiga rumah akan kosong, dan 5,5 triliun yen diperlukan untuk menjaga infrastruktur publik, yang membutuhkan biaya besar hingga Rp 100 triliun bagi Indonesia.
Tantangan lainnya adalah pasokan pemgemudi berketerampilan semakin langka, sementara kebutuhan pengiriman barang meningkat.
Dilatarbelakangi hal tersebut, UD Trucks menyusun FUin dan Raijin, Visi 2030. untuk memberikan berbagai solusi untuk logistik cerdas terutama pada truk yang sepenuhnya listrik dan otonom menuju tahun 2030.
Roadmap inovasi dibuat dengan mengambil pendekatan bersama pelanggan untuk menawarkan solusi komersial untuk aplikasi otomasi dan elektromobilitas terpilih dari tahun 2020, dengan pandangan menuju komersialisasi penuh pada tahun 2030.
Dia menegaskan, inovasi transformatif dalam otomatisasi dan elektromobilitas adalah solusi untuk tantangan dalam dunia logistik dengan memberikan solusi kepada pelanggan berupa truk yang memenuhi kebutuhan para pelanggan.
“Sejak 1935, dengan visi kami - untuk membuat truk yang dibutuhkan dunia saat ini, UD Trucks telah menjadi unggulan dalam industri dengan teknologi yang memimpin pasar komersil termasuk adanya "sistem urea SCR" pertama di dunia dan truk 10 ton pertama Jepang, 6TW," ungkap Keishi.
Dia menyebutkan, Society 5.0: merupakan kombinasi Logistics, Big data, artificial intelligence, Automation dan sharing economy.
"Logistik adalah jantung kehidupan masyarakat. UD Trucks memiliki visi teknologi otomatisasi pada truk di 2030. Otomatisasi di sektor transportasi truk diyakini akan memberikan banyak manfaat di aspek keamanan, produktivitas dan lain-lain," ungkap Kishi Nobuhito.
Kishi menyebutkan, UD Trucks bersama beberapa pabrikan truk Jepang beberapa waktu lalu sukes mengujicoba truck platooning di jalanan Jepang.
UD Trucks juga sukses mengujicoba automatisasi truk di Kota Ageo, pusat produksi truk UD Trucks, yang teknologinya tidak lagi melibatkan driver, untuk mendukung aktivitas pengangkutan barang di sektor logistik dan pelabuhan.
"Teknologi otomatisasi tak sekadar menggantikan fungsi sopir tapi juga bisa memaksimalkan produktivitas sopir. Sopir butuh tidur untuk beristirahat sementara teknologi ini tidak. Sopir bisa memfokuskan pekerjaan pada hal hal yang lebih penting lagi seperti berkomunikasi dengan pelanggan," jelasnya.