News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mati Listrik di Ibu Kota dan Sekitarnya

Mati Listrik Jadi Ganjalan Program Elektrifikasi Kendaraan di Indonesia?

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prototipe mobil listrik Neo Blits garapan Pusat Studi Mobil Listrik Universitas Budi Luhur, Jakarta, saat dipamerkan di pameran otomotif Telkomsel Indonesia Internaitional Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta. Pameran berlangsung hingga 5 Mei 2019.

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Matinya aliran listrik di sebagai wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, Minggu (4/8/2019), membuat aktivitas warga terganggu. Kondisi ini menjadi sorotan tersendiri mengingat saat ini Indonesia sedang ramai membicarakan soal kendaraan berbasis elektrifikasi.

Seperti diketahui, kendaraan elektrifikasi memanfaatkan baterai sebagi sumber tenaga primer ataupun sekunder, sehingga butuh suplai aliran listrik.

Dengan kondisi perusahaan penyuplai masih sering terjadi pemadaman, apakah mobil atau motor listrik nanti bisa diandalkan?

Menjawab pernyataan tersebut, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILEMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto, mengatakan, padamnya aliran listrik tidak akan sepenuhnya berpengaruh pada laju kendaraan elektrifikasi.

"Mobil listrik pengertian awam di Indonesia ini kan hanya battery electric vehicle, tapi buat kami mobil listrik itu xEV. Mulai dari hybrid, plug-in hybrid, baterai electric vehicle, dan fuel cell," kata Harjanto di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Harjanto mengatakan bila berdasarkan usulan enam perguruan tinggi beberapa waktu lalu yang melakukan kajian, mobil ramah lingkungan yang direkomendasikan bukan battery eletric vehicle, melainkan hybrid alias hibrida. 

Baca: Di Pasar Mobil Bekas, MPV dan Hatchback Tetap yang Paling Diincar Konsumen

Hal ini dilatarbelakangi masalah infrastruktur yang diakui Harjanto juga menjadi salah satu hal utama yang dipikirkan keenam perguran tinggi tersebut.

Dari tingkat kemampaun mobil listrik sendiri, karena bila baterainya makin besar maka otomatis membuat harga juga makin mahal.

Baca: SUV Murah Masih Stabil Harganya di Bulan Agustus, Ini Rinciannya

"Karena itu, Pak Menteri bilang konsep untuk kendaraan listrik adalah lebih kepada point to point seperti bus, taksi, dan sepeda motor yang bisa swap baterai. Jadi bila misalnya charging time itu menjadi kendala sehingga kita bisa pakai baterai swap," ucap Harjanto.

Penulis : Stanly Ravel
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Mati Listrik Jadi Ganjalan Elektrifikasi di Indonesia?

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini