TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - B.J. Habibie pada masa awal 1990-an merupakan Menteri Riset dan Teknologi sebelum dipilih menjadi Presiden Indonesia di tahun 1998.
Di bawah kepemimpinan Soeharto, B.J. Habibie, sempat tercetus ide untuk membuat mobil nasional, bernama Maleo.
Nama Maleo sendiri diambil karena terinspirasi dari nama salah satu burung endemik Indonesia bagian timur.
Ide tersebut dipublikasikan sekitar tahun 1996 di mana kondisi Indonesia yang sedang carut marut dengan banyaknya aksi huru-hara di mana-mana.
Habibie pun hadir, membawa harapan baru untuk memperbaiki Indonesia melalui bidang otomotif dengan melahirkan brand asli Tanah Air.
Mengusung jenis sedan, Maleo rencananya bakal dilengkapi mesin tiga silinder segaris dengan kapasitas 1.200cc.
Mesin tersebut dapat menghasilkan tenaga 82 dk dengan kecepatan maksimal mencapai 120 km/jam.
Baca: Ayo Tebak Berapa Harga Mobil Langka Mercy Gullwing Koleksi BJ Habibie?
Menurut Habibie, komposisi tersebut paling pas untuk pasar otomotif tanah air kelas menengah.
Maleo sendiri ditargetkan membawa Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sekitar 67 persen.
Hal tersebut agar mencegah naiknya harga jual Maleo karena akan mendapat insentif penuh dan lolos dari pertambahan pajak.
Targetnya, Maleo nanti dapat dijual dengan harga kisaran Rp 25 juta saja.
Dalam pengerjaan proyek mobil nasional ini ada beberapa pihak terkait baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari dalam negeri, Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) merangkul desainer mobil dari negeri kanguru Milliard Design.
Sayangnya kondisi politik yang tengah bergejolak di tahun-tahun tersebut menggagalkan Maleo untuk diproduksi secara massal.