TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mengantisipasi perkembangan transportasi publik DKI Jakarta, PT Transjakarta segera mempercepat penambahan jumlah armada bus listriknya. Rencana ini didukung percepatan penerbitan plat kuning untuk ujicoba bus listrik dan penyesuaian spesifikasi untuk ujicoba oleh Kementerian Perhubungan.
Demikian jawaban yang disampaikan Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas PT Transportasi Jakarta, Nadia Diposanjoyo, menjawab pertanyaan wartawan mengenai perkembangan penggunaan bus listrik untuk busway.
“Baru kemarin kami bertemu Menteri Perhubungan dan mendapat back up penuh untuk penggunaan bus listrik,” ungkap Nadia Diposanjoyo.
Dalam pertemuan jajaran PT Transjakarta yang dipimpin Direktur Utama Agung Wicaksono dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, terdapat tiga poin yang menjadi arahan. Yakni, percepatan penerbitan plat kuning untuk ujicoba bus listrik, percepat dan perbanyak realisasi bus listrik, dan dispensasi terhadap ketidaksesuaian spesifikasi pada saat ujicoba.
Menurut Nadia, saat ini sudah tersedia bus listrik merek MAB (Mobil Anak Bangsa) dan BYD dengan distributor resmi Bakrie Autopart yang sedang dalam jadwal ujicoba. Setelah Perpres Mobil Listrik terbit, Transjakarta akan mengujicoba berbagai merek bus dari pabrikan didunia, seperti Eropa, Amerika, dan Asia.
“Tujuannya mengetahui spesifikasi dan ketahanan merek tertentu terhadap cuaca, kondisi jalan, pola lalulintas, dan berbagai kondisi lain yang ada di Jakarta, termasuk ujicoba terhadap genangan tertentu,” tutur Nadia Diposanjoyo.
Pada bulan Juni lalu, Transjakarta telah melakukan pra-uji coba tiga bus listrik. Tak kurang dari 14 ribu penumpang telah menikmati kendaraan itu.
Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono, ketika itu mengatakan, bus listrik sudah siap beroperasi di Jakarta.
"Warga sangat antusias. Mereka bilang busnya nyaman, tidak ada bunyi seperti bus pada umumnya yang bising, dan tidak ada knalpot sehingga tidak ada asap," ujar Agung.
Transjakarta berencana mengganti bus berbasis fosil dengan full electric secara bertahap. “Kita ingin menekan semaksimal mungkin tingkat emisi yang dihasilkan transportasi publik,” tutur Nadia Diposanjoyo.
Kapan penampahan dapat direalisasikan, menurut Nadia, “Tentunya setelah masa ujicoba selesai dilakukan dan Transjakarta konfiden terhadap garansi, ketangguhan merek, kesiapan suku cadang, perawatan, pemeliharaan, kesanggupan untuk transfer knowledge bagi para mekanik kami. Untuk jangka panjang, tentu perlu pertimbangan pemenuhan konten lokal.”
Dijelaskan, ujicoba dilakukan selama 6 hingga 12 bulan agar melewati berbagai musim yang ada di Jakarta. “Musim hujan, musim kemarau, dan musim banjir tentunya,” tambah Nadia.
Mengenai jumlah merek yang akan diujicoba, Nadia Diposanjoyo mengatakan hingga saat ini terdapat 28 merek produsen bus listrik dalam dan luar negeri yang ingin menjadi rekanan Transjakarta.