TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Segmen LCGC (Low Cost Green Car) pertama kali meluncur di pasaran pada 2013.
Harga jualnya yang saat itu terkenal murah dengan banderol di kisaran Rp 100 jutaan, membuat kategori ini jadi terlaris nomor dua setelah Low MPV, di pasar otomotif nasional.
Waktu itu model-model yang ditawarkan masih diisi hatchback atau city car lima penumpang, seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun Wagon R, dan Honda Brio.
Sementara Datsun memiliki Go, dan Go+ (format 5+2). Datsun Go+ meski bukan mobil tujuh penumpang sejati, bisa dibilang jadi mobil yang bisa menampung penumpang paling banyak di kelas LCGC.
Model ini langsung diminati konsumen pada saat itu.
“Konsumennya kebanyakan pembeli mobil pertama, atau orang yang ingin mencoba bisnis taksi online. Kebetulan saat itu taksi onlne baru muncul,” ucap Herjanto Kosasih, Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Minggu (24/11/2019).
Selanjutnya 2014 jadi masa keemasan Datsun. Berdasarkan data wholesales Gaikindo, kala itu Datsun berhasil membukukan penjualan sebanyak 20.520 unit
.Terbilang besar, meski masih kalah dibanding Toyota Agya yang laku sebanyak 67.074 unit dan Honda Brio Satya sebanyak 26.683 unit. Hal yang sama juga terjadi setahun berikutnya, pada 2015 penjualan Datsun menyentuh 29.358 unit.
Hasil paling besar yang pernah dicapai Datsun, selama enam tahun kehadirannya di Indonesia.
Sayangnya mulai 2016, penjualan Datsun hanya mencatat 25.483 unit. Bahkan terus melorot dari tahun ke tahun.
Puncaknya pada periode Januari-September 2019, merek mobil ini hanya sanggup mendistribusikan sebanyak 1.862 unit kendaraan saja. Singkatnya, diferensiasi Datsun sebagai LCGC yang bisa menampung tujuh orang hanya bertahan dua tahun.
Baca: Tak Ada Pengiriman Pabrik ke Dealer, Datsun Cross Stop Jualan?
Performanya menurun tak lain karena kemunculan duet Toyota Calya dan Daihatsu Sigra pada 2016. Dua LCGC dengan konfigurasi tujuh penumpang dewasa ini saat awal meluncur bahkan langsung mengungguli perolehan Datsun.
Masih dari data wholesales Gaikindo, sepanjang tahun itu Sigra bisa meraih 31.939 unit, sedangkan Calya mencatat hasil 32.287 unit.
Waktu itu Calya dan Sigra seperti menawarkan sesuatu yang baru di segmen LCGC. Jika Datsun mengusung mesin 1.200 cc 3-silinder bertenaga 68 dk dan torsi 104 Nm, lain halnya dengan LCGC kembar yang menggendong mesin 1.200 cc 4-silinder dengan tenaga 86 dk dan torsi 107 Nm.
Ditambah keunggulan ruang kabin yang lebih lega, bukan tak mungkin konsumen LCGC pada waktu itu banyak yang berpaling ke model ini.
Persaingan LCGC tujuh penumpang pun sepertinya hanya akan didominasi Calya dan Sigra, terutama setelah muncul isu Datsun akan bubar pada 2020.