TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengkritik pabrikan otomotif roda empat yang menjual mobil listrik di Indonesia dengan banderol di atas Rp 500 juta.
Menurutnya, harga tersebut kemahalan dan tidak terjangkau oleh masyarakat luas untuk mendapatkan kendaraan ramah lingkungan.
“Ya kemahalanlah,” kata Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin saat ditemui di sela acara focus group discussion (FGD) mengangkat tema 'Menyongsong Era Mobil Listrik Nasional' yang digelar di kantor pusat LDII, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Aziz menambahkan, seharusnya pabrikan otomotif ikut berkontribusi mendorong elektrifikasi di Indonesia dengan memproduksi dan memasarkan kendaraan listrik dengan harga lebih terjangkau.
Dengan harga tersebut, lanjutnya, kendaraan yang mengandalkan baterai hanya mampu dijamah masyarakat golongan tertentu saja.
Baca: Nissan Pamerkan Leaf di Tangerang Selatan
Soal di harga berapa kendaraan listrik seharusnya bisa dijual, Azis menyatakan, harga jualnya seharusnya di kisaran harga low MPV Avanza yakni sekitar Rp195 jutaan hingga- Rp 227 jutaan.
“Ya seharusnya mobil-mobil listrik seharga Avanza. Bikin mobil yang harganya terjangkaulah. Jadi sekali lagi dilihat keekonomisannya terjangkau gitu,” kata dia.
Baca: New Carry Pick Up Versi Lebih Mewah Diperkirakan Akan Tampil di Arena GIICOMVEC
Sejumlah agen pemegang merek (APM) kendaraan roda empat saat ini sudah mulai memasarkan kendaraan yang sepenuhnya menggunakan energi penggerak dari baterai listrik atau full EV.
Kendaraan listrik yang kini dipasarkan antara lain Hyundai Ioniq, BMW i3 dan Tesla model 3, X dan S. Mobil-mobil tersebut dijual di Indonesia dalam wujud completely built up (CBU).
Hyundai Ioniq menurut Hendrik Wiradjaja, Deputy Marketing Director PT HMI kepada Carmudi, Kamis (23/1/2020), ditawarkan di kisaran Rp 569 jutaan dan menjadi mobil listrik termurah yang dijual di Indonesia saat ini.
Harga tersebut merupakan harga off the road. "Ini adalah harga off the road. Setiap wilayah nantinya akan berbeda-beda menyesuaikan pajak daerahnya,” kata Hendrik Wiradjaja.
Sementara BMW i3 dan Tesla model 3, X dan S ditawarkan dengan harga jual jauh di atasnya.
Azis menambahkan, dengan harga mobil listrik yang masih dibanderol mahal, maka mobil ini hanya akan bisa dinikmati sekelompok kecil masyarakat mampu.
Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo menyatakan, Indonesia menyetujui gagasan Uni Eropa yang menerapkan aturan ada 2040 memerintahkan 33 negara anggotanya, untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.
“Dari segi infrastruktur dan teknologi, Uni Eropa sudah sangat siap dengan kendaraan listrik, lalu bagaimana dengan Indonesia. Di sisi lain kerusakan lingkungan sangat masif,” kata Prasetyo.
Prasetyo menegaskan, bahan bakar fosil dan deforestasi memicu pemanasan global. Dia berharap, hasil FGD ini dapat memberi masukan kepada pemerintah sekaligus menjadi solusi praktis, mengenai penggunaan kendaraan listrik.
FGD mengangkat tema 'Menyongsong Era Mobil Listrik Nasional' yang digelar di kantor pusat LDII, Jakarta, menghadirkan pembicara Wakil Ketua DPR Azis Syamsudin, perwakilan Bakrie Autoparts, perusahaan penyedia bus listrik, perwakilan Gaikindo, dan DR. Ir. Dedid Cahya Happyanto MT, Lektor Kepala Politeknik Elektronik Negeri Surabaya.
DR. Ir. Dedid Cahya Happyanto MT merupakan warga LDII yang menemukan sistem kendali kecepatan motor induksi tiga fasa untuk dinamika pergerakan mobil elektrik berbasis teknologi soft computing.