Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sokonindo Automobile (DFSK) memperkenalkan kendaraan minibus bertenaga listrik pertamanya sekaligus satu-satunya yang akan hadir di Indonesia, Gelora E di pameran kendaraan niaga GIICOMVEC 2020 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
DFSK sengaja menghadirkan Gelora E yang ditenagai Battery Electric Vehicle (BEV atau full kistrik) sebagai upaya mengedukasi masyarakat Indonesia tentang perlunya beralih menggunakan kendaraan yang bebas emisi gas buang dan lebih ramah lingkungan.
Ini merupakan model kendaraan listrik kedua dari DFSK setelah sebelumnya DFSK memperkenalkan Glory E3 di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, bulan Agustus 2019 lalu.
CEO PT Sokonindo Automobile (DFSK),Alexander Barus mengatakan tekad Pemerintah Indonesia mempromosikan elektrifikasi kendaraan di Tanah Air telah disampaikan secara tegas dan DFSK berkomitmen mendukung era kendaraan listrik di Indonesia.
"Kami yakin ada prospek yang kuat akan perkembangan kendaraan listrik di Indonesia," tutur Alexander Barus.
Minibus listrik Gelora E hadir dalam dua versi. Yakni, dalam versi minibus 7 penumpang dan versi blind vand untuk angkutan paket dan kargo.
Gelora juga hadir dalam versi mesin konvensional atau internal combustion engine (ICE) dengan mesin bensin berkapasitas 1.500 cc.
Baca: New Carry Luxury, Varian Termewah Pick Up Suzuki Mengaspal di GIICOMVEC 2020
Untuk versi ini, Gelora juga hadir dalam varian minibus penumpang dan blind van.
Gelora bermesin bensin untuk model minibus penumpang harga jualnya diperkirakan akan di kisaran Rp 185 juta - Rp 189 juta dan Rp 175 juta- Rp 179 juta untuk tipe blind van.
Baca: Belum Punya Model Baru, Mitsubishi Masih Tawarkan L300 untuk Moda Angkutan Barang
Sedangkan Gelora E diperkirakan akan siap dijual di rentang harga Rp 489 juta - Rp 499 juta untuk tipe minibus dan Rp 469 juta - Rp 479 juta untuk tipe Gelora E blind van.
Estimasi harga Gelora E tersebut sudah menghitung bea masuk namun belum menghitung tambahan pajak barang mewahnya.