Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro menyepakati nota kesepahaman dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terkait pengkajian terhadap sektor migas.
Prof. Ari mengatakan dalam studi masa depan nantinya akan menentukan apa saja energi yang potensial bagi keberlangsungan hidup.
"Ada kemungkinan Indonesia akan beralih dari era bahan bakar fosil dengan munculnya mobil listrik. Bahan bakar fosil digantikan petrochemical," katanya dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (12/6/2020).
Dia menegaskan kehadiran mobil listrik tersebut membuat sektor petrochemical bakal lebih memainkan peran dalam menyuplai kebutuhan pasar.
"Barangkali kalau nanti Indonesia beralih, mungkin era bahan bakar fosil sudah berakhir. Tetapi BPH Migas tetap diperlukan, ini jadi sesuatu yang baru," tuturnya.
Baca: Pendapat Rektor UI tentang Daya Beli BBM yang Turun
Lebih lanjut, Prof. Ari menyebut UI akan senantiasa melakukan studi di mana data yang digunakan dalam penelitian dengan BPH Migas.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan kolaborasi antara perguruan tinggi ini paling tidak bisa meningkatkan kinerja BPH Migas sebagai pengawas terhadap pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa.
Baca: Fakta Sebenarnya di Balik Kisah Viral 5 Bocah Minta Diadopsi, Orang Tua Meninggal Akibat Covid-19
"Nantinya akan dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama, bisa juga dengan fakultas," kata Ifan, sapaannya.
Dia mengatakan BPH Migas memperoleh Rp1,3 triliun dari iuran badan usaha, dari jumlah tersebut Rp250 miliar digunakan untuk operasional.
Baca: Beli Xpander di Bulan Juni, Ada Paket Pembiayaan Bunga Nol Persen Tenor 2 Tahun
Ifan menyebut Rp1 Triliun lebih digunakan untuk pengembangan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengatasi persoalan hilir migas termasuk dengan perguruan tinggi.