News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

ESDM Akan Bangun 2.400 SPKLU untuk Ekosistem Kendaraan Listrik

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Pertamina di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (17/12/2020). Gerai SPKLU ini merupakan bentuk komitmen PT Pertamina (Persero) untuk mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik dan mendukung penggunaan energi bersih serta energi terbarukan di Indonesia. SPKLU tersebut merupakan Stasiun Pengisian Daya Fast Charging 50 kW yang mendukung pengisian daya dari berbagai tipe gun mobil listrik di Indonesia. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membangun 2.400 titik stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, pembangunan SPKLU ini sebagai dukungan untuk mempercepat penerangan kendaraan bermotor listrik untuk digunakan sebagai transportasi jalan.

Menurutnya, untuk melakukan pembangunan SPKLU pihaknya telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM nomor 13 tahun 2020 terkait penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Baca juga: Pertamina Mulai Operasikan SPKLU Komersial di Jakarta Hari Ini

"Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target penggunaan emisi gas kaca nasional," ucap Arifin dalam diskusi virtual, Jumat (17/12/2020).

Baca juga: Ngisi Ulang Baterai Tesla Model X di SPKLU Tol Bali Mandara Cuma Perlu Modal Rp 70.000!

Ia juga mengungkapkan, dukungan terhadap penerapan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan juga sebagai komitmen menurunkan emisi gas buang sebesar 39 persen pada 2030.

"Kami optimis Indonesia memiliki potensi untuk membuat kendaraan listrik, untuk mendukung penurunan emisi gas buang ini," ujar Arifin.

Selain itu Arifin juga mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi baterai yang didukung dengan cadangan mineral nikel yang cukup besar sebagai bahan baku baterai.

"Ini juga menjadi kesempatan besar bagi industri otomotif dalam negeri, karena komponen yang digunakan bisa lebih sederhana dibandingkan kendaraan konvensional," ucap Arifi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini