Laporan wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Mobil listrik merupakan kendaraan yang belakangan ini dikembangan banyak produsen roda empat di berbagai belahan dunia.
Sebab, mobil listrik disebut kendaraan masa depan yang ramah lingkungan dan digadang-gadang memiliki nilai investasi tinggi di Indonesia.
Belum lama ini, pabrik asal Korea Selatan, Hyundai, mengenalkan Hyundai Ioniq dan Kona listrik pada 6 November tahun lalu.
Baca juga: Mobil Listrik Punya Peluang Pasar Bagus di Indonesia
Mobil Ioniq sendiri sudah dikenalkan sebelumnya sebagai unit taksi online yang dijalankan oleh Grab Indonesia.
Mobil bergenre sedan ini dibekali baterai lihium-ion polymer dengan kapasitas 39.2 kwh. Ioniq mampu menempuh jarak hingga lebih 300 km bila berisi penuh.
Hyundai mengklaim performa Ioniq hanya membutuhkan waktu 10,2 detik saat berakselerasi dari 0-100 kpj.
Sementara Kona elektrik masuk pada segmen compact SUV, hadir dengan motor listrik magnet synchronous bertenaga 150 kW dan baterai lithium-ion 64 kWh.
Baca juga: Ioniq dan Kona Electric Jadi Kendaraan Operasional Pemprov Jabar
Menurut data, tenaga mencapai 201 tk dan torsi 394 Nm.
Muhammad Fikri Fakhresy, kepala bengkel Hyundai Waru, mengatakan jika mobil listrik menjadi kendaraan masa depan yang wajib dimiliki sekarang.
Pria lulusan ITS jurusan Teknik Fisika ini pula menjelaskan bahwa, mobil listrik layak menjadi investasi sebab Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain mobil listrik.
Baca juga: Spesifikasi Hyundai Ioniq, Mobil Listrik untuk Kendaraan Dinas Menhub yang Berharga Rp 600 Jutaan
"Mobil listrik itu kendaraan masa depan dan memiliki teknologi yang canggih serta ramah lingkungan tanpa gas emisi. Beberapa tahun ke depan, Indonesia pasti akan menjadi salah satu pemain mobil listrik," katanya.
Muhammad Fikri Fakhresy dapat memprediksi hal tersebut karena dilatarbelakangi oleh pengalamannya saat bergabung dengan project Gesits pada awal 2016 silam, yakni sekuter listrik karya anak Bangsa.
Termasuk keikutsertaannya dalam kompetisi lomba Formula Electrik di Jepang pada 2018 lalu.