Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) meminta polisi alert, mengantisipasi tren geng motor yang belakangan kembali marak di beberapa daerah dan meresahkan warga.
Kebiasaan geng motor berkonvoi dengan jumlah ratusan motor sembari mengacung-acungkan senjata tajam dan tak segan menganiaya pengguna jalan dinilai sudah meresahkan masyarakat.
"Dari pendataan Indonesia Police Watch (IPW), dalam dua minggu terakhir, dari 28 Februari hingga 12 Maret 2021, ada tujuh peristiwa geng motor yang menewaskan tiga orang dan sejumlah lainnya luka, termasuk anggota polisi yang luka luka dibacok anggota geng motor," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Kepala BKPSDM Tulungagung Tewas Kecelakaan Saat Kendarai Motor Kesayangan, Berikut Kronologinya
Dia memaparkan, sejumlah kasus kekerasan yang melibatkan geng motor sudah terjadi di beberapa kota, seperti di Jakarta Pusat, Bandung Barat, Cirebon, Bekasi, Cianjur, dan Serang.
Baca juga: Remaja 17 Tahun Tewas Dihantam Balok, Ternyata Jadi Korban Salah Sasaran, Dikira Geng Motor
"Sikap pembiaran terhadap geng motor harus disudahi. Polisi perlu jemput bola. Terutama menjelang bulan Ramadan, mereka tidak hanya membuat onar tapi juga melakukan tindakan kriminal, seperti merampok minimarket, merampok pom bensin, membegal orang di jalanan dan lainnya" kata Neta
Maka itulah, Neta mengatakan jajaran kepolisian perlu mengintensifkan patroli di malam hari untuk menindak tegas aksi geng motor.
"Biasanya anak anak di usia 15 hingga 21 tahun itu beraksi pukul 01.00 hingga 04.00, dan kawasan rawan geng motor adalah Ibukota Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, dan Sulsel," pungkasnya.