TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BEIJING - Kepala eksekutif Tesla Inc Elon Musk mengatakan bahwa perusahaannya akan ditutup jika mobilnya digunakan untuk memata-matai.
Pernyataan ini merupakan komentar pertama Musk usai muncul pemberitaan bahwa militer China telah melarang penggunaan mobil buatan Tesla dari fasilitas mereka.
“Ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun. Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai di China atau di mana pun, bisnis kami akan ditutup," ungkapnya.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa militer China telah melarang mobil Tesla memasuki kompleksnya, dengan alasan masalah keamanan atas kamera yang dipasang pada kendaraan tersebut.
Pembatasan itu muncul ketika para diplomat top China dan AS mengadakan pertemuan yang kontroversial di Alaska yang merupakan interaksi tatap muka pertama sejak Presiden AS Joe Biden menjabat pada Januari.
Baca juga: Fitur di Tesla Jadi Penyebab Kecelakaan Fatal di AS, Hajar Mobil Patroli Polisi yang Lagi Parkir
Dalam sambutannya di China Development Forum, pertemuan bisnis tingkat tinggi diselenggarakan oleh sebuah yayasan di bawah Dewan Negara China, Musk mendesak rasa saling percaya yang lebih besar antara dua ekonomi terbesar di dunia ini.
Baca juga: Bukan Lagi CEO, Ini Nama Jabatan Terbaru Elon Musk di Tesla
Di China, pasar mobil terbesar di dunia dan medan pertempuran utama untuk kendaraan listrik (EV), Tesla menjual 147.445 kendaraan tahun lalu, 30% dari total penjualan globalnya.
Namun, ia menghadapi lebih banyak persaingan pada tahun ini dari rival domestik dari Nio Inc hingga Geely.
Musk telah membuat beberapa penampilan terkenal di China, di mana Tesla memproduksi serta menjual EV. Pada 2019, dia membahas Mars dan kecerdasan buatan dengan pendiri Alibaba, Jack Ma.
Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Tesla akan ditutup jika mobilnya dipakai untuk memata-matai China