Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penting untuk beristirahat selama 2 jam sekali ketika Anda menempuh perjalanan jarak jauh. Hal itu untuk meminimalisir resiko kecelakaan lalu lintas akibat keletihan.
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menerangkan, ketika stamina atau kebugaran mengalami penurunan, maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi yang juga menurun.
"Bahaya sifatnya exist. Ancaman berkaitan dengan aktivitas kita. Ketika letih, kita akan lalai memanage ancaman," ujar Jusri kepada Tribunnews, Sabtu (6/11/2021).
Jusri mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengemudi lebih dari 10 jam. Dalam menempuh perjalanan jarak jauh, pengemudi diimbau untuk beristirahat 2 jam sekali.
"Kalau tanda keletihan muncul, segera berhenti. 2 jam berhenti pertama bisa untuk melakukan peregangan selama 15 menit. 2 jam berikutnya minimal istirahat 15 menit maksimal 1 jam," kata Jusri.
Baca juga: Kenali Bahaya Microsleep saat Berkendara, Simak Cara untuk Mencegahnya
Ketika sudah melewati perjalanan dengan durasi 4 jam, pengemudi diimbau untuk tidur tidak lebih dari 30 menit. "Kalau lebih 30 menit terjadi tidur pulas. Tidur pulas tidak bisa hanya 30 menit harus 6 jam," kata Jusri.
Agar tidurnya cukup berkualitas, disarankan untuk menggunakan penutup mata dan telinga. Setelah itu, bisa melanjutkan perjalanan kembali. Namun, tetap tidak lebih dari 10 jam.
"Perjalanan tidak lebih dari 10 jam. Ini berdasarkan rekomendasi ritme sirkadian. Bagaimana pola otak kita agar dia tetap bisa bugar, dan tingkat kewaspadaan tidak menurun," imbuh Jusri.