Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri otomotif terus terdongkrak naik usai diterapkannya relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) 100 persen untuk mobil berkubikasi mesin di bawah 1.500 cc.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales pada Januari-Oktober 2021 menyentuh angka 703.089 unit, atau tumbuh 67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 421.006 unit.
Baca juga: Masih Ada Insentif PPnBM 100 Persen Nih, Saatnya Manfaatkan Momentum GIIAS Buat Beli Mobil Baru
Sayangnya, insentif PPnBM DTP 100 persen ini akan segera berakhir pada Desember 2021.
Melihat hasil positif dari relaksasi PPnBM, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkap pemerintah sedang mengkaji rencana perpanjangan diskon PPnBM 100 persen untuk tahun depan.
"Kami masih kaji (perpanjangan insentif PPnBM 100 persen). Sudah dirapatkan dengan kementerian terkait," tutur Airlangga, Rabu (1/12/2021).
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah mengupayakan perpanjangan relaksasi PPnBM DTP 100 persen hingga dua kali di tahun 2021 dan berhasil.
Baca juga: Diskon PPnBM 100 Persen Berakhir Desember 2021, Mitsubishi Siapkan Strategi Ini untuk Gaet Konsumen
Menperin menyebut diskon PPnBM 100 persen berhasil mendorong pemulihan ekonomi.
Selain mendongkrak penjualan industri otomotif dan mendorong pemulihan ekonomi, Airlangga menyebut perpanjangan diskon PPnBM akan akan diarahkan untuk menurunkan emisi gas buang.
Menko Perekonomian menambahkan, semakin rendah emisi karbon yang dihasilkan, maka semakin banyak diskon yang didapat oleh para pabrikan kendaraan.
"Sebenarnya ada regulasi baru terkait dengan penurunan emisi. Jadinya kalau formulasi baru itu efektifnya bisa turun," ucapnya.