Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membahas soal karet pada kendaraan khususnya mobil, ternyata bukan hanya pada ban.
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) bersama Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia Rifat Sungkar mengupas tuntas urusan karet yang ada di mobil.
"Ada karet pintu, bushing, mounting body, karet wiper dan pasti ban. Untuk ban yang paling terlihat, tetapi ada unsur lain, rubber itu jadi penting karena menyangkut unsur safety dan kenyamanan berkendara. Untuk jelasnya kita masuk ke teknik bagaimana memahami soal rubber. Pertama soal ban yang paling bisa diidentifikasi dengan mudah," tutur Rifat saat virtual press conference, Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Mobil Murah Bisa Dikenakan PPnBM, Toyota: Bakalan Pengaruhi Harga Mobil
Rifat menyebut ban itu sangat ringkih dan dilematis, terlebih membahas ban kadaluarsa, sebab tidak semua ban kadaluarsa itu jelek.
Ban bisa habis masa bertugas jika sudah lewati batas waktu. Untuk melewati batas waktu atau tidak, usahakan ban harus sesuai dengan tahun mobil, misalnya mobil tahun 2020, bannya harus ada informasi ditulis 20. Biasanya ada dua digit angka pada bagian belakang penomoran ban.
"Ban itu kalau dilihat dekat sudah terlihat apakah karetnya masih fresh atau sudah keras. Kalau keras gripnya berarti kurang baik. Untuk mepertahankan kondisi ban, perhatian tekanan angin. Harus dispooring, kalau enggak dispooring tingkat keausan akan berbeda," jelas Rifat.
Baca juga: Adu Banteng Dua Motor Buatan Honda di Malang Menewaskan 2 Orang
Untuk ban ada dua jenis, yakni simetrikal dan directional. Simetrikal itu ban kanan untuk sebelah kanan dan kiri untuk ban kiri. Jika directional ban yang dipasang di segala posisi.
"Ban directional sangat dianjurkan untuk ditukar depan sama belakang satu tahun sekali, supaya keausan depan sama belakang sama. Sementara Simetrikal atau universal itu kita bisa crossing depan kanan diganti depan kiri, belakang kanan ke depan kiri.
Karena bannya bisa dipakai di semua arah. Jaman sekarang APM-APM berpikir yang terbaik untuk customernya jadi rata-rata yang dipakai simetrical atau universal dan bisa dipakai ke semua arah," ungkapnya.
Rifat menambahkan, kondisi ban cadangan juga perlu diperhatikan. Disarankan untuk lihat tekanan ban, karena ban cadangan walau tidak dipakai tekanannya bisa turun karena lokasi penyimpanannya naik turun atau bervariasi.
Baca juga: Suzuki Malam Ini Resmi Umumkan Stop Penjualan Karimun Wagon R, Fokus Kembangkan Mobil Hybrid
"Saya selalu taruh tekanan angin 35-40 untuk ban serep. Karena belum tahu kapan bisa digunakan," imbuhnya.
Beralih ke karet wiper. Karena musim hujan, Rifat mengungkap kebiasaannya yang setiap ganti musim ia akan selalu ganti wiper.
"Walau jarang dipakai, sekali dipakai tidak maksimal itu sangat mengganggu. Karet wiper bisa diganti dengan karet biasa atau silikon tergantung keinginan. Untuk silikon persawatan lebih sulit tapi bertugas lebih baik. Di cuaca panas, bahan silikon tidak maskimal seperti karet," ucapnya.
Selanjutnya karet pintu, yang sangat beguna untuk kekedapan suara. Yang paling mudah ialah melakukan pengecekan lem karet pintu.
"Sering di bagian kanan, suka melengkung karena kesangkut sama badan, kita harus cek agar optimal kekedapan suaranya," jelas Rifat.
Musuh utama karet adalah panas, sebab semakin sering terkena panas akan semakin mudah aus.
Kemudian, kotoran yang menempel apalagi setelah hujan akan membuat karet gampang keras dan efek lebih gampang getas.
"Untuk menjaga kondisi karet ada triknya. Gunakan pembersih cairan bersilikon. Lakukan rotasi pada ban mobil. Tekanan angin selalu dipastikan tidak kurang dan sesuai rekomendasi," ujarnya.