News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hyundai dan Kia Berharap Penjualan Mobil Meningkat di Tengah Kekurangan Chip Semikonduktor

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hyundai KONA Electric ditampilkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (16/11/2021). Di ajang GIIAS 2021, beberapa pabrikan otomotif turut menghadirkan beberapa mobil listrik dan memperkenalkan teknologi elektrifikasinya yang terdiri dari berbagai segmen, mulai dari sedan, city car, hingga sport. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Produsen mobil asal Korea Selatan, Hyundai Motor Co dan afiliasinya Kia Corp memperkirakan bahwa penjualan global gabungan mereka akan melonjak 12,1 persen pada tahun 2022.

Jumlah ini diharapkan tercapai meski di tengah isu kekurangan chip semikonduktor yang terjadi secara global.

Pada 2021, Hyundai dan Kia berhasil menjual 6,67 juta kendaraan, turun sekitar 3,7 persen dari target gabungan mereka 6,92 juta unit.

Baca juga: Nyalip Hyundai, Tata Motors Jadi Mobil Penumpang Terlaris India di Bulan Desember

Penurunan penjualan tersebut juga sebagian besar karena masalah pasokan, termasuk kekurangan chip semikonduktor, yang menurunkan pengiriman kendaraan.

Hyundai dan Kia mengatakan akan menargetkan penjualan global sebesar 7,47 juta kendaraan tahun ini.

"Pada tahun 2022, Hyundai Motor berencana untuk memperluas pangsa pasarnya dan memperkuat profitabilitas melalui upaya untuk menstabilkan pasokan dan permintaan chip, menyesuaikan jadwal produksi kendaraan, memperkuat lineup kendaraan listrik, serta mengoptimalkan laba rugi penjualan berdasarkan wilayah," ungkap Hyundai Motor dikutip dari Car and Bike.

Baca juga: Tak Hanya Produksi Mobil Listrik, Pabrik Hyundai di Cikarang Juga Diharapkan Produksi Sel Baterai

Seorang analis di Eugene Investment and Securities Lee Jae-il, memperkirakan permintaan kendaraan akan tetap kuat pada tahun 2022, didukung oleh permintaan terpendam dari konsumen yang tidak dapat membeli kendaraan tahun lalu karena kekurangan pasokan.

"Tampaknya kekurangan chip telah menunjukkan beberapa tanda pelonggaran. Namun, kenaikan harga bahan baku kemungkinan akan berdampak pada profitabilitas mereka," terang Lee.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini