TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat melakukan penggantian berkala oli mesin, pemilik mobil disarankan menggunakan pelumas sesuai dengan spesifikasi oli mesin yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil di buku manual.
Sebaiknya, jangan mencampurkan pelumas dari dua produk berbeda saat melakukan penggantian oli.
Doni, mekanik bengkel spesialis Nawilis Radio Dalam, Jakarta Selatan mengatakan mencampur oli mesin beda produk memiliki potensi terjadinya oil sludge.
"Setiap oli mesin punya formulasi aditif masing-masing sesuai base oil yang dipakai," ujarnya.
Setiap formulasi aditif ini bekerja dan bereaksi terhadap gesekan dan suhu yang berbeda-beda.
Jika dua kandungan dari perbedaan produk oli ini tercampur di dalam mesin, kerja aditif yang berbeda malah akan merusak oli mesin itu sendiri.
Baca juga: ExxonMobil Lubricants Pasok Pelumas untuk Purna Jual Morris Garage di Indonesia
"Aditif oli mesin cepat rusak juga akan cepat terbentuk gumpalan mengental, karena terus bersirkulasi akhirnya tercampur kotoran dan menjadi endapan atau sludge," jelasnya.
Lain halnya jika oli bekas dari mesin dibuang dan diganti dengan oli mesin berbeda dari sebelumnya.
Baca juga: Risiko Menerobos Banjir Terhadap Komponen CVT di Motor Matik
Oli bekas yang sudah rusak hanya menyisakan kotoran yang jika tercampur oli baru hanya akan mempercepat oli baru kotor.
"Untuk itulah gunanya engine flush supaya saat ganti oli baru beda produk bisa lebih bersih, fungsi pelumasannya lebih maksimal," tegas Doni.
Laporan Reporter Radityo Herdianto l Sumber: Gridoto