Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Toyota Motor Corp menangguhkan semua aktivitas produksi pabriknya yang berada di Jepang. Penangguhan tersebut dilakukan usai Toyota mengalami krisis komponen semikonduktor.
Dilansir dari Auto Evolution, kelangkaan produk chip atau semikonduktor sudah mulai dialami Toyota sejak beberapa bulan terakhir. Hal ini terjadi karena para penyuplai produk chip yang berada di Shanghai China tak dapat mengirimkan pasokannya, lantaran terhadang pembatasan wilayah atau lockdown.
Baca juga: Lockdown Akibat Covid-19 Guncang Ekonomi China, Shanghai Targetkan Kembali Normal pada 1 Juni
Imbas penangguhan tersebut, kini pabrik Toyota mengalami kehabisan komponen hingga membuat aktivitas produksinya dihentikan secara sementara hingga 3 Juni 2022 mendatang. Akibat penghentian produksi ini, Toyota terpaksa memangkas rencana produksi kendaraan globalnya sekitar 100.000 unit. Bahkan rencana peluncuran 30 BEV baru pada tahun 2030 juga terancam tertunda.
Tak hanya Toyota saja yang mengalami pemangkasan produksi karena masalah krisis pasokan, sebelumnya pabrikan otomotif bZ4X telah lebih dulu mengumumkan pemangkas produksi global sekitar 100.000 unit kendaraan menjadi sekitar 850.000 unit pada bulan Juni.
Baca juga: Shanghai Umumkan Siap Kembali ke Kehidupan Normal Mulai 1 Juni
Keberadaan produk semikonduktor menjadi penting bagi beberapa komponen dalam kendaraan listrik, dimana microchip ini dapat mengaktifkan berbagai macam fitur yang ada di dalam mobil, seperti fitur electronic power steering, Anti-lock Braking System, dan Chassis Contro.
Hadirnya Chip semikonduktor, juga memainkan peran penting bagi fitur canggih pada kendaraan listrik misalnya fitur layar interaktif pada dashboard, fitur pada car audio, connectivity audio, serta beberapa fitur keselamatan seperti parking assistance dan sensor airbag.