Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Pusat Djoko Setijowarno mengungkapkan adanya potensi kecelakaan bagi pengguna sepeda motor bertransmisi otomatis atau skutik (matik) yang melintasi jalur turunan curam.
Djoko menerangkan, turunan curam terdapat di sejumlah wilayah Pulau Jawa. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan survei peningkatan keselamatan pengguna jalan dan pencegahan kecelakaan pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio), Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Baca juga: Cara Mengatasi Pulley Motor Matik yang Aus karena Pemakaian
Hasil survey KNKT menyebutkan, selama kurang lebih satu tahun telah terjadi kecelakaan sepeda motor pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio).
"Mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 95 persen di antaranya menggunakan motor matik," ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/6/2022).
Djoko memaparkan, berdasarkan hasil survei itu seringkali terjadi kecelakaan sepeda motor yang mayoritasnya dialami oleh sepeda motor bertransmisi otomatis dan engine brake kurang optimal.
"Terutama dalam mengurangi kecepatan saat kendaraan melintasi turunan panjang. Fenomena kecelakaan pada jalan menurun tajam tersebut yang terjadi pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio) Bumiayu, juga terjadi di beberapa tempat lainnya," kata Djoko.
Baca juga: Pemotor yang Pakai Ponsel untuk Lihat Google Maps saat Berkendara Tak Ditilang, Ini Alasan Polisi
Ia menjabarkan, kecelakaan sepeda motor dengan transmisi otomatis seringkali terjadi di beberapa lokasi di Jawa Timur, yakni di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Probolinggo; Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen, Banyuwangi; Pendakian Gunung Buthak, Malang; dan Taman Wisata B-29, Lumajang.
“Di beberapa tempat tersebut sebenarnya pemerintah daerah setempat telah memasang spanduk berisi larangan menaiki gunung menggunakan motor matik," tutur Djoko.
Namun, ucap Djoko, pemasangan spanduk tersebut mendapat protes dari masyarakat yang menginginkan bepergian naik turun gunung menggunakan motor matik.
"Sehingga spanduk peringatan tersebut akhirnya terpaksa diturunkan," ucap Djoko.
Untuk meminimalisir kejadian yang sama terulang lagi, menurut Djoko, langkah-langkah yang bisa diambil antara lain perlu diadakannya sosialisasi terkait penggunaan kendaraan sepeda motor bertransmisi otomatis oleh kementerian terkait.
"Dan untuk pabrikan industri sepeda motor selain memberikan buku manual pemeliharaan kendaraan juga diterbitkan buku panduan keselamatan berkendara," kata Djoko.