Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, STAVANGER - CEO produsen mobil listrik (EV) Tesla, Elon Musk mengatakan saat ini ia sedang menyiapkan perangkat lunak self-driving untuk mobil Tesla dan memperkirakan teknologi ini akan dirilis akhir tahun 2022.
Elon Musk yang menghadiri konferensi energi di Norwegia, mengatakan saat ini ia sedang berfokus untuk mengembangkan pesawat luar angkasa Starship SpaceX dan teknologi self-driving pada mobil Tesla.
"Dua teknologi yang saya fokuskan, mencoba untuk menyelesaikannya secara ideal sebelum akhir tahun, membawa Starship kami ke orbit dan kemudian memiliki mobil Tesla untuk dapat melakukan self-driving," ujar miliarder ini, yang dikutip dari Reuters, Senin (29/8/2022).
Baca juga: Elon Musk: Mobil Listrik Tesla akan Terhubung ke Satelit Internet Starlink
Elon Musk menambahkan, kemungkinan teknologi ini akan dirilis secara luas di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, tergantung pada persetujuan regulator di dua wilayah tersebut.
"Memiliki self-driving dalam rilis luas setidaknya di AS, dan berpotensi di Eropa, tergantung pada persetujuan peraturan," tambahnya.
Selain membocorkan rencana perilisan perangkat lunak self-driving, dalam konferensi tersebut Musk juga mengemukakan pendapatnya mengenai bahan bakar fosil.
Orang terkaya di dunia ini mengatakan, dunia masih membutuhkan minyak dan gas untuk mempertahankan peradaban.
"Secara realistis saya pikir kita perlu menggunakan minyak dan gas dalam jangka pendek, karena jika tidak, peradaban akan runtuh," kata Elon Musk kepada awak media di sela-sela konferensi tersebut.
Elon Musk melanjutkan, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia adalah transisi dari bahan bakar fosil ke energi berkelanjutan. Proses peralihan ini menurut Musk dapat memakan waktu yang lama.
Baca juga: Elon Musk: Tesla Sudah Produksi Lebih dari 3 Juta Mobil, Satu Juta dari Pabrik di China
"Salah satu tantangan terbesar yang pernah dihadapi dunia adalah transisi ke energi berkelanjutan dan ekonomi berkelanjutan. Itu akan memakan waktu beberapa dekade untuk diselesaikan," ujarnya.
Namun menurut Elon Musk, pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai di North Sea, yang terletak antara Norwegia dan Denmark, dapat dikombinasikan dengan paket baterai stasioner untuk menjadi sumber energi utama.
"Itu bisa menyediakan sumber energi yang kuat dan berkelanjutan di musim dingin," tuturnya.