Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Meningkatnya pasar sepeda motor listrik di Indonesia, membuat Viar Motor juga memperbanyak produksi di pabriknya yan terletak di Semarang.
Pabrik Viar berdiri sejak tahun 2000 berlokasi di Kawasan Industri Terboyo. Seiring dengan semakin berkembangnya bisnis usaha Viar Motor, perusahaan melakukan relokasi ke Kawasan Industri BSB pada Maret 2011 untuk meningkatkan sistem produksi, kapasitas produksi dan kualitas produksi.
General Manager PT Triangle Motorindo (Viar Motor) Dimas Tommy Radityo, mengatakan pabrik baru seluas 20 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 1.000 unit per-hari, sehingga menjadikan Viar sebagai pabrik otomotif terbesar di Indonesia.
"Tak hanya itu, perusahaan juga terus meningkatkan hilirisasi industri komponen dalam negeri untuk menjadi bagian dari rantai pasok Viar," jelas Dimas saat menerima kunjungan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Jumat (14/10/2022).
Baca juga: IMOS 2022 Digelar pada 2-6 November di JCC Senayan, Bakal Banyak Motor Listrik
Pada tahun 2017, Viar Motor meluncurkan sepeda motor listrik dengan merek Q1, yang saat ini telah banyak beredar di jalanan Indonesia.
"Motor listrik Q1 ini lebih dari 6.000 unit telah digunakan oleh Grab sebagai armada operasional para drivernya di delapan kota besar. Di sini menunjukkan ketahanan dari unit Viar Q1 yang dibuktikan dengan durasi operasional pada driver yang mencapai lebih dari 100 km per-hari," sebut Dimas.
Dimas berharap, Viar Motor sebagai produk anak bangsa bisa diterima masyarakat luas di Indonesia. Apalagi secara kualitas, sebenarnya produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk asing.
Namun, yang diperlukan oleh produk dalam negeri adalah dukungan riil dari pemerintah, untuk ikut membantu menanamkan kebanggan masyarakat dalam menggunakan produk dalam negeri.
"Kami di Viar Motor saat ini sudah memproduksi 16 tipe kendaraan yang sudah diverifikasi. Diantaranya motor perhubungan, pertanian dan sport. Bahkan kami juga sudah memproduksi motor listrik. Kami berharap ada keperbihakan pemerintah, khususnya dalam hal kebijakan agar produk lokal ini bisa bersaing dengan produk luar," imbuhnya.
Viar membutuhkan dukungan dari stakeholder terkait, termasuk pemerintah agar edukasi dan sosialisai terus dijalankan bersama dama dengan Industri dan juga dukungan infrastruktur agar penempatan Baterry Swap Station di public space agar digratiskan, sehingga memberikan stimulan bagi Industri kendaraan dan Industri baterai di Indonesia.
"Kedepan kami yakin dengan banyaknya battery swap station dan SPKLU akan meyakinkan masyarakat utk konversi menggunakan Kendaraan Listrik" ungkap Dimas.