Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai menunjukkan kebangkitan pasar yang cukup baik sejak awal hingga pertengahan tahun, pasar mobil bekas kembali dilanda ketidakpastian.
Adanya isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga resesi membuat pedagang mobil bekas (mobkas) sulit memprediksi pasar.
Dealer mobil bekas Indigo Auto yang terletak di wilayah Tangerang merasakan melambatnya pasar mobil bekas jelang akhir tahun.
Baca juga: Harga di Bawah Rp 140 Juta, Suzuki Ertiga Keluaran 2014-2017 Bisa Jadi Pilihan Saat Beli Mobil Bekas
Owner Indigo Auto Yudy Budiman, mengatakan sejak adanya isu kenaikan BBM pasar menjadi sering blunder.
"Kondisi market ini masih sering blunder. Dari sekitar tiga bulan lalu, tepatnya pas ada isu kenaikan BBM marketnya itu kadang ada kadang hilang, tetapi kurang jelas apa penyebabnya. Saat BBM naik tiba-tiba market penjualan mobil bekas itu benar-benar melambat," tutur Yudy kepada Tribunnews, Senin (31/10/2022).
Khusus di Oktober 2022, market mobil bekas sedikit menunjukkan tren positif, meski belum sebagus tahun lalu.
Selain kenaikan BBM, adanya isu resesi juga menjadi faktor penghambat pertumbuhan pasar mobil bekas.
"Di Oktober tahun ini tuh pasar sedikit bagus tetapi belum sebagus seperti tahun lalu. Adanya isu resesi di tahun depan itu membuat orang-orang menahan pembelian. Kalau isu-isu seperti resesi digelontorkan kemudian masyarakat menjadi menahan pembelian seperti di otomotif maupun properti, pasti efek dominonya banyak," jelasnya.
Baca juga: Mobil Bekas Daihatsu All New Terios Keluaran 2018 Makin Menarik Diburu, Segini Harganya
Meski begitu, Yudy optimistis hingga akhir tahun 2022 pasar mobil bekas akan tetap tumbuh hingga 20 persen.
"Saya optimis di akhir tahun hingga awal tahun 2023 kalau kita bisa menjaga, ini minimal tetap bisa bertumbuh sama seperti tahun lalu. Kita berharapnya di angka 10-20 persen, ini angka yang optimis dan realistis untuk saat ini. Kita berharap market bisa terus tumbuh di tahun depan dengan berbagai isu yang ada. Kalau saya optimis 10-15 persen. Kita coba jaga diangka ini saja berharapnya," ungkapnya.