News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mobil Listrik

Bangun Ekosistem Mobil Listrik, Luhut Bawa Masuk Investasi Rp 550 Triliun: Deal 35 Miliar Dolar AS

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menjajal mengemudikan mobil listrik Wuling Mini EV di kantor pusat Wuling Motors di Cikarang, Jawa Barat, Kamis (30/9/2021). CATL berkomitmen untuk investasi sebesar 35 miliar dollar AS atau setara Rp 550,47 triliun untuk membangun ekosistem baterai lithium untuk mobil listrik di Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pentingnya ekosistem mobil listrik yang rendah emisi dan ramah lingkungan agar segera dibangun.

Untuk itu, pemerintah terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik maupun hybrid.

Teranyar, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) berkomitmen untuk investasi sebesar 35 miliar dollar AS atau setara Rp 550,47 triliun untuk membangun ekosistem baterai lithium untuk mobil listrik di Indonesia.

Baca juga: Xiaomi Berambisi Jual 10 Juta Mobil Listrik Setiap Tahun

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, kesepakatan ini terjadi saat dia sedang makan siang bersama pendiri CATL, Robin Zeng di salah satu restoran Jepang pada Selasa (29/11/2022).

Sebelumnya Robin telah menemui Presiden Jokowi dan beberapa kali datang ke Indonesia. Rencananya, pada Kamis besok tim Robin akan datang ke Indonesia untuk memaparkan rencana investasi ini ke Luhut.

"Tadi saya makan siang bicaranya ini sama si Robin, dia bilang Mr. Luhut you have everything that's why we like to invest in Indonesia. Kita mau bangun ekosistem. Saya bilang gini, besok timmu paparan ke saya hari Kamis. Saya bilang, kalau ini sama dengan pikiran kami saya jamin kau invest ke sini. Oke deal. Dealnya berapa? 35 miliar dollar," ujarnya saat acara Wisdom Wealth 2022 di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Menurutnya, perusahaan asal Tiongkok ini tertarik berinvestasi di Indonesia lantaran pasar mobil listrik terus meningkat sehingga sekarang dinilai menjadi waktu yang tepat untuk masuk ke ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia.

Baca juga: Hingga Oktober 2022, Gaikindo Catat Penjualan Mobil Listrik Mencapai 6.000 Unit

"Sekarang itu kita tidak bicara bangun pabrik tapi bangun ekosistem dari lithium baterai dan green energy," kata Luhut.

Sebelumnya Luhut menyebut cadangan nikel menjadikan Indonesia mampu bersaing menjadi produsen lithium besar di dunia.

Hal tersebut Luhut sampaikan ketika memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Transportasi di Kawasan Merak-Bakauheni-Tol Lampung, Selasa (26/1/2021).

"Indonesia mempunyai potensi sebagai produsen (baterai) lithium terbesar kedua di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), cadangan nikel kita yang beragam menjadikan Indonesia tentu mampu bersaing di kancah ini," ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu (27/1/2021).

Luhut yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Koordinator Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) ini berharap, kendaraan listrik dapat semakin marak digunakan di Indonesia.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi jumlah mobil listrik di masyarakat akan semakin banyak ke depan.

Bahkan, pada 2021 potensi populasi kendaraan roda empat ramah lingkungan tersebut diharapkan bisa melaju secara signifikan mencapai 125.000 unit dan 1,34 juta unit motor listrik.

Baca juga: Jokowi Tunjuk Menko Luhut dan Airlangga Pimpin Gugus Tugas untuk Eksekusi Kesepakatan KTT G20

Subsidi Rp 6,5 Juta

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah berencana memberikan subsidi pembelian motor listrik dengan rentang kisaran Rp 6 juta sampai dengan Rp 6,5 juta.

"Makanya segera ini sekarang mobil listrik kita luncurkan dengan subsidi. Sepeda motor kita lagi finalisasi berapa juta kita mau kasih subsidi. Mungkin Rp 6 juta, kalau di Thailand mungkin Rp 7 juta. Kalau kita mungkin Rp 6,5 juta atau berapa kira-kira berkisar segitu," kata dia dalam agenda Permata Bank, dikutip Rabu (30/11/2022).

Alasannya, lanjut Luhut, dengan penggunaan kendaraan berbasis listrik akan menghemat dana untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM). Sehingga, dia menyarankan kepada masyarakat untuk membeli kendaraan listrik.

Baca juga: Dukung PLN Kembangkan EBT, Menko Luhut: Indonesia Siap Sambut Investasi USD 700 Miliar

"Kenapa? dia tidak akan beli bensin lagi. Jadi kita hitung-hitung tetap akan lebih untung menggunakan sepeda motor listrik daripada sepeda motor fosil, dan begitu juga mobil. Jadi kalau Anda mau jualan (kendaraan) ke depan, jualan ini lebih bagus pilih itu," sambungnya.

"Sekarang kita mau convert atau kita tukar engine (mesin) sepeda motor (fosil) dengan sepeda motor listrik dan itu bisa dilakukan dan sekarang sedang dipersiapkan motornya dibuat lebih bagus," kata Luhut.

Selain itu, penggunaan kendaraan listrik juga meminimalisir kualitas udara akibat polusi dari kendaraan berbahan fosil atau BBM.

"Juga air quality di Jakarta pasti akan membaik karena tidak ada lagi asap-asap dari mobil transportasi, dari sepeda motor, dari mobil itu pasti berkurang. Buat kita akan lebih sehat. Kalau Anda punya asma itu akan lebih sehat. Jadi gunakanlah itu (kendaraan listrik)," saran Luhut.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini bilang, sampai saat ini para produsen kendaraan mulai kewalahan karena banyaknya pemesanan pembelian kendaraan listrik tersebut. Sementara, untuk motor listrik masih harus menunggu tahun depan.

Baca juga: Dukung Net Zero Emission, Sandiaga Uno Ingin Kendaraan di Kawasan Wisata Gunakan Mobil Listrik

"Belilah nanti mobil-mobil EV, walaupun sekarang kita kewalahan. List-nya (daftar antri beli kendaraan listrik) itu sudah enam bulan antre karena masalah chip. Kalau sepeda motor, nanti kalau sudah tiba nanti tahun depan, mulai ganti saja dengan motor listrik nanti akan dapat subsidi," pungkas Luhut.

Gaikindo Catat Penjualan Mobil Listrik Mencapai 6.000 Unit hingga Oktober 2022

Penjualan mobil listrik pada tahun ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan sepanjang 2021.

Menurut data Gaikindo, penjualan mobil listrik hingga Oktober  2022 berhasil menembus angka 6.000 unit.

"Mobil listrik sebenarnya tahun 2022 ini mengalami booming. Penjualan mobil listrik yang di tahun lalu di bawah 1.000 unit tahun ini sampai dengan Oktober sudah sampai 6.000 unit. Jadi cukup tinggi sekali," tutur Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi, Kamis (1/12/2022).

Nangoi menambahkan, penjualan mobil listrik di dalam negeri didominasi oleh produk buatan asli Indonesia.

Baca juga: Hyundai Kantongi 5.000 Pesanan untuk Mobil Listrik Ioniq 5, Inden Capai 15 Bulan

"Sebagian besar adalah produksi dalam negeri, seperti Wuling, Ioniq dan sebagainya, serta sebagian masih dari impor. Ini untuk mobil yang pure listrik," imbuhnya.

Faktor pengungkit kenaikan signifikan ini cukup banyak, di antaranya KTT G20 yang didukung oleh kurang lebih 800 unit mobil listrik dari berbagai merek.

"Ada 800 unit dipakai di KTT G20, sisanya adalah animo masyarakat yang mulai naik. Kalau kita lihat, kendaraan seperti Wuling dan Ioniq sudah banyak sekali di jalanan," jelas Nangoi. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini