Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sokonindo Automobile pabrikan pembuat mobil DFSK menyebut selama lima tahun berdiri utilisasi pabriknya baru mencapai 15 persen.
Dengan investasi sebesar 150 juta dolar AS, pabrik ini dibangun pada 2017 dan memiliki kapasitas 50.000 unit per-tahun.
"Meskipun kapasitas 50.000 unit belum tercapai, saat ini baru 15 persen. Sudah 5 tahun buku (penjualan) kita belum positif, kami tahu bahwa industri otomotif ini bukan seperti jual gorengan. Tapi saya kira ini sudah mulai terjadi," tutur CEO PT Sokonindo Automobile Alexander Barus saat Media Gathering di Jakarta Utara, Rabu (14/12/2022).
Baca juga: Akui Penjualan Masih Merah, DFSK Siap Bangkit dengan Mobil Listrik di Tahun Depan, Ini Daftarnya
Optimisme DFSK muncul sejalan dengan langkah perusahaan untuk memproduksi secara lokal mobil listrik pertamanya di Indonesia pada 2023.
Model yang akan dirakit secara lokal untuk pertama kalinya ialah kendaraan komersial DFSK Gelora E.
Mobil ini sendiri saat ini telah banyak digunakan sebagai angkutan dalam kota, ambulance dan banyak lainnya.
Selain itu, adanya regulasi Perpres 55 dan Inpres 7 juga membuat DFSK kian optimistis performa penjualan mereka akan lebih baik di tahun depan.
Mulainya produksi kendaraan listrik di pabrik Cikande, Serang, Banten, dipastikan tidak akan mengurangi tenaga kerja.
"Awalnya saya pikir akan menyerap tenaga kerja sedikit, tetapi ternyata tidak, hanya pergeseran. Mereka (karyawan) akhirnya mengoperasikan komputer untuk robotik. Di sana banyak perempuan lulusan SMK yang kita berikan kesempatan untuk mencapai level pekerjaan yang lebih kompetitif dari harapan mereka. Jadi jumlah pekerja ini tidak berkurang meski memakai 4.0," ucap Alex.
Baca juga: Adopsi Teknologi Mencapai 90 Persen, Pabrik DFSK Siap Produksi Kendaraan Listrik Awal Tahun Depan
Pabrik DFSK juga disebut-sebut tidak pernah dirahasiakan dari publik dan tidak ada proteksi khusus.
Hal ini agar transfer teknologi dan pengetahuan dapat dilakukan dari principle Cina ke Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
"Kita sepakat ini bukan pabrik rahasia yang diproteksi UU Pertahanan. Pabrik kita terbuka untuk siapapun melihat dan mempelajari hal didalamnya. Transfer teknologi ke lokal kita buka. Alhamdulillah sampai hari ini pabrik kita bagus," ungkap Alex.