Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI – Produsen kendaraan listrik (EV) asal China, BYD Automobile, berencana untuk menginvestasikan 1,2 miliar dolar AS untuk membangun pabrik baterai EV di Zhengzhou, China.
Nantinya fasilitas manufaktur tersebut diharapkan dapat memproduksi Baterai Blade BYD hingga 40 gigawatt-jam per tahun, menurut pengajuan lingkungan yang dipublikasikan di situs web pemerintah Zhengzhou.
Sebagai informasi, Baterai Blade BYD termasuk dalam baterai berjenis lithium-iron-phosphate (LFP) yang memiliki ukuran tidak terlalu besar.
Baca juga: Teken Perjanjian dengan UzAuto, BYD akan Produksi Kendaraan Hibrida Plug-In di Uzbekistan
CEO BYD, Wang Chuanfu, pernah mengatakan baterai tersebut memiliki tingkat keamanan lebih tinggi jika dibandingkan baterai lithium biasa. Selain itu, Baterai Blade BYD juga diklaim tidak mudah terbakar.
Baterai blade BYD telah melewati pengujian ekstrem, seperti dihancurkan, ditekuk, dipanaskan dalam tungku dengan suhu hingga 300 derajat celcius. Baterai ini juga berhasil melewati tes penetrasi kuku, yang dipandang sebagai cara paling ketat untuk menguji pelarian termal baterai.
Adapun BYD juga telah memasok baterai buatannya tersebut ke Tesla sejak tahun lalu.
“Kami sekarang berteman baik dengan Elon Musk karena kami sedang bersiap untuk memasok baterai ke Tesla,” kata Lian Yubo, Wakil Presiden Eksekutif BYD dalam sebuah pernyataan, Kamis (9/6/2022).
Tak hanya Tesla, Baterai Blade BYD telah digunakan oleh produsen mobil lainnya, seperti Toyota hingga produsen EV China Nio. Baterai ini kemungkinan juga akan disematkan pada mobil listrik Xiaomi mendatang.