Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ford Motor Company dan PT Vale Indonesia serta perusahaan China, Zhejiang Huayou Cobalt, sepakat menjalin kerjasama pembangunan pabrik yang akan memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Ketiga perusahaan sepakat membangun pabrik pengolahan nikel untuk produksi baterai Electric Vehicle (EV) berdasarkan perjanjian kerjasama yang diteken Kamis (30/3/2023).
Total nilai investasi yang dialokasikan mencapai 4,5 miliar dolar AS. Ford dan PT Vale Indonesia akan menggenjot produksi ekstraksi bijih nikel serta endapan hidroksida sebanyak 120.000 ton per tahun sebagai bahan campuran utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik Ford, seperti yang dikutip dari Reuters.
Juru bicara Vale mengungkapkan pembangunan pabrik tersebut akan dilaksanakan di kawasan Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Pembangunan pabrik ini diperkirakan memakan waktu Selama dua tahun dimulai pada November 2023 dan diharapkan selesai pada 2025.
Rencana investasi pabrik baterai EV ini telah lama digagas oleh Ford., Namun kemitraan Vale dengan raksasa otomotif asal AS ini baru disepakati pada bulan April tahun lalu lewat perjanjian kerangka kerja dengan Huayo.
Selain untuk membantu meningkatkan produksi mobil listrik Ford, kemitraan kreatif ini diharap dapat menggenjot pendapatan ekspor Indonesia lewat investasi di bidang sumber daya mineral.
Sesuai dengan visi Indonesia yang telah lama merencanakan pemanfaatan cadangan nikelnya yang melimpah untuk produksi bahan baterai EV.
Baca juga: Ford Kebut Produksi Truk Listrik -150 Lightning Pekan Depan Pasca PHK Massal
Dipilihnya Indonesia sebagai lokasi pabrik pengolahan nikel bukan tanpa alasan. Ford menilai Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia.
Menurut data badan survei geologis Amerika Serikat (AS) atau US Geological Survey, produksi nikel Tanah Air mencapai 1 juta metrik ton pada 2021 atau menyumbang 37,04 persen nikel dunia.
Baca juga: Gandeng Huayou, Vale Akan Produksi 60 Ribu Ton Olahan Bijih Nikel per Tahun
Sementara sumber daya bijih nikel sebesar 11.887 juta ton dan cadangan bijih sebesar 4.346 juta ton.
Karenanya, keberadaan sumber daya ini menjadi sangat penting bagi peradaban manusia dalam mewujudkan transisi energi bersih. Hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan Ford untuk menjalin kesepakatan dengan Indonesia agar pihaknya dapat mendorong trend kendaraan listrik.