TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program subsidi berupa insentif sebesar Rp 7 juta untuk pembelian satu unit motor listrik bagi masyarakat tertentu telah berjalan hampir tiga bulan.
Namun hasilnya masih jauh dari harapan.
Masyarakat yang bisa mendapatkan subsidi motor listrik, yakni pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR), penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) maupun bantuan subsidi upah dan penerima subsidi listrik 450 hingga 900 VA.
Baca juga: Selis Kenalkan Motor Listrik dengan Dinamo 7.200 Watt di Jakarta Fair Kemayoran 2023.
Hingga kini baru hanya 4 motor listrik yang tersalurkan kepada empat kriteria penerima subsidi tersebut.
Ketua Umum Periklindo sekaligus Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, menyampaikan siang ini pihaknya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan mengadakan rapat mengenai lambannya program insentif pembelian kendaraan listrik.
"Nanti kita akan rapat lagi dengan pak Menko Marves, bagaimana menyikapi yang saat ini terjadi. Mengapa ini kok lamban, pasti harus ada evaluasi," tutur Moeldoko dalam FGD di Kantor Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Melalui rapat evaluasi tersebut, Moeldoko menyebut bisa saja tercipta suatu kebijakan baru untuk mengakselerasi program ini.
"Apakah nanti akan keluar kebijakan baru? Belum tahu. Tetapi sekali lagi, jangan sampai nanti pemerintah di cap tidak berpihak kepada masyarakat miskin. Ini dilema tetapi kita harus ada solusi," jelasnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar, menyampaikan Kadin sangat mendukung program pemerintah ini, karena bisa menghemat devisa dari sisi subsidi BBM dan mengurangi emisi karbon.
"Program ini diharapkan bisa membuat suatu pertumbuhan ekonomi bernilai tambah, menciptakan lapangan kerja baru dan dengan program insentif ini bisa mendekatkan harga kendaraan listrik ini pada konsumennya.
Baca juga: Baru 720 Proses Pendaftar, Menperin Ungkap Subsidi Motor Listrik Terhambat Kultur
Tetapi memang implementasinya perlu beberapa adjustment. Kami koordinasi terus menerus dengan pemerintah.
Jadi kami harapkan hasil meeting hari ini akan kami sampaikan langsung siang ini ke pemerintah," ungkap Bobby.
Yang Daftar Baru 720 Orang
Berdasarkan data dari website SISAPIRa, saat ini sudah ada 720 proses pendaftaran dengan lima yang terverifikasi dan baru empat yang tersalurkan.
Padahal, pemerintah telah menyediakan kuota subsidi pembelian motor listrik sebanyak 200.000 unit, tersisa kuota 199.271 unit hingga Senin (12/6/2023) pukul 12.00 WIB.
Program subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua belum begitu membuahkan hasil.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui program subsidi motor listrik belum banyak diminati masyarakat.
Program ini sudah dimulai sejak 20 Maret 2023 yang lalu. Menurut Agus, subsidi motor listrik belum dilirik karena masyarakat belum terbiasa menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Yang pertama, ini tidak mudah karena harus mengubah cara berpikir, mengubah culture orang yang biasanya menggunakan (motor berbasis) fosil harus diubah ke (motor) listrik.
Ini adalah masalah culture, jadi ini takes time," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Baca juga: Kriteria Penerima Insentif Pembelian Motor Listrik Terlalu Ketat, Percepatan Program Justru Melambat
Agus mengatakan, sulitnya peralihan penggunaan motor berbasis fosil menjadi motor listrik tidak hanya terjadi di Indonesia.
Ia mengatakan, negara-negara maju yang memiliki pengembangan kendaraan listrik yang pesat juga mengalami kesulitan dalam hal peralihan.
"Faktanya di negara-negara maju pun pertumbuhan penggunaan EV itu pesat saja, tapi enggak sesuai harapan mereka, termasuk di Indonesia, jadi yang harus dilakukan pemerintah sekarang adalah mengubah mindset," ujarnya.
Untuk diketahui, hingga Desember 2023, pemerintah menyediakan kuota 200.000 unit motor listrik dalam program subsidi motor listrik.
Agus mengatakan, pihaknya menyiapkan anggaran Rp 350 miliar untuk keberlanjutan program (KBLBB) roda dua di 2024 mendatang.
Anggaran tersebut akan diberikan untuk kuota 50.000 unit motor listrik. Ia menekankan, meski jumlah kuota subsidi turun dibandingkan tahun ini, pemerintah tetap konsisten mengembangkan ekosistem motor listrik di dalam negeri.
Peminatnya Bukan Target Subsidi
Peminat subsidi sepeda motor listrik saat ini ini umumnya bukan berasal dari masyarakat bawah yang selama ini jadi target sasaran program ini oleh Pemerintah.
Peminat yang datang rata-rata berasal dari masyarakat menengah atas.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepada Motor Listrik Indonesia (Aismoli), sejak program subsidi pembelian motor listrik digulirkan pada April hingga Mei 2023, baru 599 unit motor listrik yang terjual.
Seperti diketahui, Pemerintah menyiapkan subsidi Rp 7 juta untuk pembelian sepeda motor listrik dengan target penyaluran sebanyak 200.000 unit hingga akhir 2023.
Namun Smoot Motor Listrik, salah satu perusahaan pemasar sepeda motor listrik yang menerima subsidi dari Pemerintah menilai, program subsidi pembelian motor listrik bisa mendongkrak permintaan masyarakat.
Marketing Strategic Smoot Motor Listrik Rizal Alexander membantah peminat subsidi motor listrik masih rendah.
"Kalau untuk isu sepinya pembelian molis (motor listrik) subsidi tidak sepenuhnya benar, karena dari Smoot sendiri sudah ada ribuan pendaftar peminat subsidi dan sudah ribuan juga yang lolos proses cek NIK," tutur Rizal kepada Tribunnews.com.
Rizal menambahkan, meski banyak yang lolos verifikasi NIK, namun tidak semuanya ingin membeli molis subsidi.
Dia mengakui, permintaan subsidi pembelian motor listrik justru banyak datang dari masyarakat di luar kriteria penerima subsidi atau disebut Rizal kalangan masyarakat menengah ke atas.
"Peminat yang lolos belum terlalu banyak, karena sebagian besar memang datang dari masyarakat menengah ke atas untuk peminatnya," jelasnya.
Rizal menambahkan, peminat molis dari Smoot untuk tipe Smoot Tempur dan Smoot Zuzu terus bertambah. Banyak calon pembeli rela inden untuk mendapatkan Zuzu.
"Dengan adanya subsidi permintaan cukup meningkat khususnya untuk model motor terbaru dari Smoot yaitu Zuzu. Walaupun kita indent 3 bulan, tetapi antusiasmenya sangat tinggi, terutama orang yang mau beli dengan subsidi cukup banyak," terang Rizal.