News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuaca Panas, Biasakan Pantau Tabung Reservoir Radiator Mobil Anda

Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Radiator. Saat pemeriksaan posisi air radiator, perlu disadari juga bawah kinerja radiator akan dipengaruhi oleh cairan atau coolant di dalamnya. Cairan ini fungsinya mempertahankan stabilnya suhu mesin mobil saat bekerja.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren suhu tinggi di wilayah Indonesia memang banyak diperkirakan akan menuju babak akhir sekitar bulan Oktober.

Namun berdasarkan prakiraan cuaca dari pihak BMKG, curah hujan rendah kurang dari 100 mm per bulan masih berpotensi terjadi di banyak wilayah Indonesia.

Bukan main juga perkiraan itu karena akan berimbas pada kemungkinan suhu udara yang masih tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi di tahun 2023.

Baca juga: Gerebek Gudang Oli dan Air Radiator Palsu di Deliserdang, Polisi Tangkap 4 Tersangka

Kondisi minimnya curah hujan juga diperkirakan masih mungkin terjadi sampai kuartal pertama tahun 2024.

“Selain tetap rutin dalam hal pemeliharaan mobil, untuk lebih memastikan kondisi tetap prima, tidak melupakan soal sistem pendinginan mesin juga perlu lebih dicermati,” kata Dhany Ekasaputra, Manager Promosi PT Autochem Industry.

Diterangkan lebih lanjut oleh Dhany, secara umum panas berlebih merupakan ‘musuh’ dari mesin kendaraan. Untuk itu perlu juga dilakukan cek cermat atas kondisi peranti pendinginan seperti kipas elektrik, radiator, hingga water pump.

“Saat mobil berjalan mungkin gejala gangguan tidak muncul, namun jika berada di kemacetan dan kemudian indikator suhu mesin naik drastis maka ada kemungkinan terjadinya kerusakan atas komponen-komponen tadi,” ungkap Dhany.

Langkah preventif pertama adalah melakukan pemeriksaan rutin terhadap kebocoran sistem pendinginan mesin. Opsi preventif selanjutnya adalah memeriksa kondisi kipas elektrik.

Pasalnya, kipas elektrik ini menjadi satu-satunya komponen yang mampu menjaga suhu mesin saat di tengah kemacetan. Sebaiknya juga kipas radiator tersebut diservis setiap 3 – 5 tahun sekali.

Tak kalah penting adalah rutin memantau posisi cairan radiator. Terlebih pada kendaraan harian yang jam operasionalnya tinggi.

“Suhu mesin saat bekerja ada di rentang 72-95 derajat celcius, jika di bawah itu atau lebih tinggi lagi sama-sama membuat mesin tidak bisa bekerja optimal, bahkan menjadi berbahaya jika panasnya tidak terkendali,” kata Dhany kemudian.

Saat pemeriksaan posisi air radiator, perlu disadari juga bawah kinerja radiator akan dipengaruhi oleh cairan atau coolant di dalamnya. Cairan ini fungsinya mempertahankan stabilnya suhu mesin mobil saat bekerja.

Oleh karena itu perlu dipastikan memeriksa volume air radiator, termasuk reservoir, secara berkala. Apalagi kini makin banyak pemakaian mesin modern dengan kapasitas yang kecil namun telah mengadopsi teknologi turbocharger dan direct injection.

Tentu spesifikasi tersebut punya potensi besar dalam membuat suhu mesin menjadi sangat panas. Hal ini jelas membuat peran coolant menjadi kian penting dalam menjaga suhu kerja mesin tetap direntang optimal.

Berkurangnya air radiator yang tidak terpantau kerap kali jadi awal terjadinya panas berlebih pada mesin mobil atau sering disebut overheat. Namun ada baiknya tidak memanfaatkan air biasa untuk diisikan ke radiator.

“Secara prinsip, baik air biasa dan maupun coolant bisa menjadi media pelepasan panas bagi radiator. Tetapi keduanya sebenarnya akan mendatangkan hasil yang berbeda, jelas Dhany.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini