Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar masih terus berlanjut menjelang akhir tahun ini. Pada Rabu (29/11/2023), kurs rupiah terhadap dolar ialah Rp 15.382,30, saat pukul 13.40 WIB.
Melemahnya rupiah sedikit banyak memengaruhi industri yang masih mengandalkan komponen yang harus didatangkan dari luar negeri.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, mengatakan di sektor otomotif melemahnya kurs rupiah tidak akan langsung berdampak pada kenaikan harga mobil.
Baca juga: Rupiah Sempat Melemah, Daihatsu Tak Akan Naikkan Harga Mobil
"Mengenai kurs rupiah itu masing-masing perusahaan sudah punya kebijakan-kebijakan tersendiri, mereka punya forecast dan tidak serta merta ketika ada penurunan nilai tukar rupiah langsung ditransfer atau diterjemahkan sebagai kenaikan harga atau penurunan harga, tidak seperti itu di industri kendaraan bermotor, karena komitmennya pasti jangka panjang, kontrak supplier juga demikian. Jadi trennya itu dilihat naik turunnya berapa, apakah masih aman tercover, jadi mereka tidak akan melakukan itu," tutur Kukuh saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (29/11/2023).
Kukuh menambahkan, dampak merubah harga dalam hal ini menaikkan nilai jual bisa macam-macam, termasuk terjadinya penurunan penjualan.
"Perusahaan punya perhitungan sendiri dan belum menaikkan harga. Tentunya setiap perusahaan berbeda satu sama lain, tapi intinya mudah-mudahan ini tidak berdampak ke industri kendaraan bermotor," jelasnya.
Gaikindo melihat tren melemahnya rupiah tidak akan berlangsung lebih lama, sebab Indonesia termasuk ke dalam pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
"Penurunan atau perubahan nilai tukar rupiah, dari informasi perbankan ini sifatnya sementara, karena kemarin ada kenaikan rate dolar itu, sehingga orang-orang yang punya duit banyak pada memborong dolar. Tapi itu sebentar saja, karena pusat pertumbuhan ekonomi dunia itu adanya di Asia, salah satunya Indonesia. Nanti juga akan kembali lagi," jelasnya.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy, menyatakan penetapan harga sebuah produk dipengaruhi berbagai komponen, bukan hanya kurs rupiah.
"Memang nilai tukar mata uang adalah salah satunya, selain biaya material, struktur pajak dan lain-lain. Saat ini kami belum menaikkan harga, sambil terus memonitor kondisi untuk dapat selalu memberikan value yang terbaik bagi konsumen," jelas Billy.
Baca juga: Daftar Harga Mobil Honda dan Daihatsu Terbaru per Oktober 2023
Pabrikan otomotif nomor dua di Indonesia, Daihatsu menyampaikan melemahnya rupiah tidak serta merta membuat perusahaan menaikkan harga jual mobil ke konsumen.
"Memang betul ada kenaikan kurs yang cukup signifikan, tetapi kami tidak langsung dibebankan kepada customer. So far kita mengkonsider customer jauh lebih penting," tutur Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani belum lama ini.
Daihatsu Tak Naikkan Harga
Pabrikan otomotif nomor dua di Indonesia, Daihatsu menyampaikan melemahnya rupiah tidak serta merta membuat perusahaan menaikkan harga jual mobil ke konsumen.
"Memang betul ada kenaikan kurs yang cukup signifikan, tetapi kami tidak langsung dibebankan kepada customer. So far kita mengkonsider customer jauh lebih penting," tutur Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani belum lama ini.
Keputusan tidak menaikkan harga tersebut disebabkan upaya Daihatsu yang berhasil mendorong pemanfaatan komponen lokal.
Sebagai informasi, hampir seluruh produk Daihatsu, termasuk kendaraan penumpang dan komersial telah mengantongi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 80 persen.
"Prinsipnya kita akan memberikan yang terbaik untuk customer. Kita tidak langsung melakukan kenaikan karena local content kita juga cukup tinggi. Jadi kita semuanya tidak bergantung pada impor dan kebetulan produk-produk kita local kontennya sudah rata-rata 80," tutur Sri Agung.