Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Kawasaki, yang terkenal dengan sepeda motor berperforma tinggi, telah mengambil lompatan besar menuju masa depan transportasi ramah lingkungan.
Kawasaki baru-baru ini memamerkan prototipe sepeda motor bermesin hidrogen pertamanya sejalan dengan tren yang berkembang di dunia otomotif menuju kendaraan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Inisiatif ini merupakan bagian dari kolaborasi Kawasaki dengan pemain besar lainnya di industri, termasuk Honda, Suzuki, Toyota, dan Yamaha, di bawah konsorsium HySE.
Upaya bersama mereka merupakan respons terhadap kebutuhan mendesak akan netralitas karbon, sebuah tujuan yang semakin penting dalam menghadapi tantangan iklim global.
Prototipe yang didasarkan pada Kawasaki Ninja H2 SX ini mengusung desain yang berangkat dari skema warna tradisional Kawasaki, menampilkan nuansa biru yang selaras dengan logo HySE.
Pilihan estetika ini lebih dari sekedar pernyataan gaya, melainkan ini sebagai lambang masa depan yang tenang dan bersih yang dijanjikan oleh kendaraan bertenaga hidrogen.
Menariknya, upaya Kawasaki dalam memanfaatkan tenaga hidrogen bukan hanya upaya tunggal, namun merupakan bagian dari tren yang lebih luas di kalangan produsen sepeda motor besar.
Baca juga: Mobil Listrik Berbasis Baterai Lebih Efisien Ketimbang Hidrogen
Perusahaan-perusahaan ini secara bertahap mengalihkan fokus mereka ke sumber energi alternatif, menyadari potensi hidrogen sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan efisien.
Secara umum, kendaraan bertenaga hidrogen menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak.
Kendaraan bertenaga hidrogen tersebut tidak menghasilkan emisi apa pun saat digunakan, dan hanya air yang menjadi produk sampingannya. Karakteristik ini menjadikannya pilihan yang menarik untuk mengurangi polusi dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Baca juga: Indonesia Berpeluang Pimpin Industri Hidrogen dan Green Ammonia
Selain itu, pengisian bahan bakar hidrogen bisa jauh lebih cepat dibandingkan pengisian baterai, sehingga menawarkan keuntungan praktis bagi pengguna.
Meski begitu, perjalanan menuju masa depan kendaraan bertenaga hidrogen bukannya tanpa tantangan. Infrastruktur bahan bakar hidrogen masih dalam tahap awal, dan diperlukan investasi yang signifikan agar bahan bakar ini dapat diakses secara luas.
Selain itu, produksi hidrogen juga harus lebih berkelanjutan agar menjadi solusi yang benar-benar ramah lingkungan.