Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) meresmikan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH) atau hydrogen refueling station pertama di Indonesia berlokasi di Patal Senayan, Jakarta Selatan.
Namun saat ini SPBH tersebut masih belum beroperasi secara komersial. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo secara terbuka mengharapkan dukungan dari produsen mobil hidrogen.
Caranya dengan menyediakan mobil hidrogen yang harganya lebih terjangkau.
Awalnya ia mengatakan, industri otomotif sudah mulai memiliki mobil berbasis hidrogen. "Terutama dari Eropa, kemudian juga dari Jepang, kemudian dari Korea Selatan," kata Darmawan ketika peresmian Hydrogen Refueling Station Senayan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).
Ia mengatakan, perkembangan kehadiran mobil-mobil hidrogen ini sudah sangat matang. Namun, ia menyadari bahwa produksi masalnya masih pada tahap awal dan masih terus berproses.
Darmawan pun berharap para produsen mobil hidrogen ini bisa menghadirkan produk dengan harga yang lebih terjangkau.
"Kedepannya harapan kami adalah keekonomian dari harga mobil hidrogren fuel cell akan segera menurun," katanya.
Dia bilang, kekuatan dari bahan bakar hidrogen ini adalah operasionalnya bagi pengguna sangat murah jika dibandingkan mobil yang menggunakan BBM. Selain itu efek emisi gas buangnya juga nol.
Baca juga: PLN Klaim Hidrogen Lebih Murah Dibanding BBM
Kemudian, kata Darmawan, ke depannya produk hidrogen ini memiliki potensi yang luar biasa.
"Pertama adalah sumber energi baru terbarukan kita sangat besar sekali dan begitu kita membangun energi baru terbarukan dalam skala yang sangat besar, maka harga listrik dari energi baru terbarukan semakin murah," ujarnya.
"Tentu saja di sini kekuatan dari hidrogen adalah tidak ada dari limbah batunya," lanjutnya.
Dalam kesempatan sama, Darmawan menjelaskan bahwa pengisian bahan bakar menggunakan hidrogen lebih murah dibanding bensin dan kendaraan listrik.
Baca juga: Stasiun Pengisian Kendaraan Hidrogen Pertama di Indonesia Dipamerkan pada Ajang IIMS 2024
Ia mengatakan, kalau menggunakan bensin dengan RON 92 (asumsi Rp 13 ribu per liter; konsumsi BBM 1 liter : 10 Km), biayanya Rp 1.300 per kilometer.
Sementara itu, jika kendaraan listrik, kalau home charging biayanya sekitar Rp 350-400 per km. Kalau menggunakan ultra fast charging Rp 555 per km.
"Nah khusus untuk menggunakan Hydrogen Refueling Station yang ada di sini dari PLN, biaya per kilometernya hanya Rp 276 per kilometer. Jadi sangat murah," katanya Darmawan.
"Kenapa (lebih murah)? Karena ini sudah menggunakan rantai pasok yang sudah terbangun di dalam ekosistem PLN, maka biayanya murah," sambungnya.