Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Grup otomotif terbesar di Indonesia, Astra, berhasil mencatat laba bersih divisi otomotif grup naik 18 persen menjadi Rp 11,4 triliun.
Sementara itu, penjualan mobil nasional menurun 4 persen menjadi 1 juta unit pada tahun 2023, menurut data Gaikindo, juga berpengaruh pada jualan mobil Astra di tahun lalu.
Penjualan mobil grup Astra pada tahun 2023 turun 2 persen menjadi 561.000 unit, sedangkan pangsa pasar meningkat dari 55 persen menjadi 56 persen.
Baca juga: Tips Praktis Bayar Cicilan Mobil dan Motor, Lewat BRImo Aja!
Sebagai tambahan, sepanjang 2023 divisi kendaraan roda empat Astra mengenalkan 16 model baru dan 11 model revamped (ubahan).
Grup meluncurkan satu model battery electric vehicle (BEV) yakni Lexus RZ dan dua model
hybrid electric vehicle (HEV), yaitu Toyota Yaris Cross dan Toyota Alphard.
Saat ini, grup menjual enam model BEV dan 13 model HEV di Indonesia di bawah merek Toyota, Lexus dan BMW.
Kementerian Perindustrian mencatat penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 19 persen menjadi 6,2 juta unit pada tahun 2023.
Ini juga mendongkrak penjualan PT Astra Honda Motor, dengan peningkatan 22 persen, menjadi 4,9 juta unit pada tahun 2023 dan pangsa pasar meningkat dari 77 persen menjadi 78 persen.
Sebanyak tiga model baru dan tiga belas model revamped telah diluncurkan pada periode tersebut, termasuk model BEV EM1e.
Bisnis komponen otomotif grup Astra dengan kepemilikan sebesar 80 persen dari PT Astra Otoparts Tbk, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 39 persen menjadi Rp 1,8 triliun pada tahun 2023, terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan dan marjin usaha.
Baca juga: Pemesanan Suzuki Jimny Lebih dari 200 Unit di IIMS 2024
Presiden Direktur Djony Bunarto Tjondro, menyampaikan grup mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada tahun 2023, didukung oleh pemulihan penjualan sepeda motor dan pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen.
"Grup tetap menunjukkan resiliensi dengan diversifikasi portofolio bisnisnya, meskipun harga komoditas turun dan kondisi perekonomian melemah pada semester kedua. Jika kedua kondisi ini masih berlanjut, kami mengantisipasi terjadinya penurunan siklus pertumbuhan di tahun 2024. Namun demikian, kami yakin bahwa Grup berada pada posisi yang baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, melalui penguatan bisnis inti kami serta investasi baru yang mendukung prioritas strategis kami," ungkap Djony, Selasa (27/2/2024).