News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kendaraan Listrik

Sejumlah Penyebab di Balik Rendahnya Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peluang industri roda listrik nasional masih terbuka lebar. Hal ini mengacu pada data penjualan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) naik 21 persen dari April ke Mei 2024 saja, jadi 505.670 unit.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan sepeda motor baru di Indonesia masih di bawah 6 juta unit per tahun. Meski begitu, Indonesia merupakan pasar ke-3 terbesar di dunia setelah China dan India.

Hal ini menunjukkan bahwa sepeda motor adalah moda transportasi utama orang Indonesia. Beberapa tahun terakhir ini, sepeda motor listrik mulai memasuki pasar Indonesia.

Dengan beberapa keunggulan dari sisi efisiensi biaya serta adanya dukungan dari pemerintah, penjualan sepeda motor listrik sayangnya masih belum sesuai dengan target yang diharapkan pemerintah.

Tren penjualan sepeda motor listrik sebenarnya naik lebih dari 3x lipat dari 2022 ke 2023. Tapi, penetrasinya masih ketinggalan jika dibandingkan dengan mobil listrik.

Baca juga: Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik Butuh Stasiun Pengisian Daya yang Efisien 

Di tahun 2023 saja, penetrasi sepeda motor listrik hanya sekitar 1 persen dari penjualan unit sepeda motor baru. Sedangkan penjualan mobil listrik sudah lebih dari 2 persen dari total penjualan mobil.

Padahal beberapa tahun lalu market punya ekspektasi bahwa penjualan sepeda motor listrik akan lebih tinggi dibanding mobil, tapi kenyataan justru sebaliknya.

Hal ini disebabkan sepeda motor listrik yang ada di pasaran saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia akan sepeda motor yang memiliki kinerja, durability, dan keandalan yang baik. Intinya, belum ada sepeda motor listrik yang enak dan berkualitas.

Adopsi Kendaraan Listrik Masih Rendah

Meski menunjukkan tren penjualan yang naik signifikan, tingkat adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih rendah. Hal itu antara lain disebabkan oleh fakta bahwa produk kendaraan listrik saat ini diyakini belum mampu memenuhi kebutuhan pengendara Indonesia.

Fakta lain juga menunjukkan, penetrasi sepeda motor listrik pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan mobil listrik walaupun sudah ada subsidi dari pemerintah.

Di sisi lain, sepeda motor listrik diyakini belum mampu menjawab kebutuhan mobilitas sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama dalam hal jarak tempuh, daya tahan/ketangguhan, dan jaringan charging station dan aftersales.

Hasil riset pasar menunjukkan bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari kendaraan listrik agar dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia

Selain itu juga mengakui dan memahami kekhawatiran calon pembeli terkait kendaraan listrik, sekaligus memberikan solusi atau informasi yang meyakinkan

Bisa jadi, pasar sepeda motor di Indonesia sebenarnya membutuhkan sepeda motor listrik yang memiliki kinerja dan ketangguhan seperti sepeda motor bensin (internal combustion engine) atau ICE.

“Melihat perkembangan motor listrik saat ini, kayaknya belum ada produk yang bener-bener bisa menjawab kebutuhan masyarakat.

Kebanyakan masyarakat tahunya motor listrik itu nggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung nge-charge-nya dimana. Jadi hal-hal basic seperti ini yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah,” ujar seorang petinggi dari sebuah perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia.

Data penjualan menunjukkan, perbandingan penjualan sepeda motor listrik dan mobil listrik selama Januari sampai Desember berdasarkan data Gaikindo dan AISI menunjukkan, selama tahun 2022 data penjualan motor ICE 5,221, 470 penjualan motor listrik 17,198 dengan market share 0.3 persen. 

Kemudian di tahun 2023 penjualan motor ICE mencapai 6,236,992 unit dan penjualan sepeda motor listrik 54,737 unit dengan market share 0.9 persen.

Sebenarnya, peluang industri roda listrik nasional masih terbuka lebar. Hal ini mengacu pada data penjualan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) naik 21 persen dari April ke Mei 2024 saja, jadi 505.670 unit.

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI mengatakan, tahun 2024 ini AISI memasang target penjualan 6,2 juta sampai 6,5 juta unit.

"Jadi harapannya masih bisa meningkat karena kami lihat dengan leasing, tingkat kemacetannya enggak terlalu tinggi,” kata Sigit Kumala beberapa waktu lalu.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini