"Never give up! Kita semua tau plasma skr barang langka dan tak ternilai.. Tapi jangan beranggapan plasma adl segala-galanya. Tanpa plasma bukan berarti dunia berakhir.
"Kalau dari pengalaman adik saya, kuncinya adalah HAPPY. Berserah tp bukan pasrah mbak. Menikmati semua proses dengan syukur. Meski dalam kondisi megap-megap karena kurang O2 tetep bersyukur masih bisa napas.
"Fokus sama keluarga dan orang-orang yang dicintai juga nambah semangat untuk survive. Yakin Allah itu sangat dekat dan mujizat-Nya nyata. Seperti ketika adik saya sembuh, dokter bilang ini mujizat," pungkasnya.
Baca Juga: Pentingnya Pengetahuan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan pada Anak
Cerita serupa juga dimiliki Hermin Hartantyo yang berburu donor plasma untuk ayahnya yang sudah berusia 88 tahun pada bulan April lalu.
Hermin juga berusaha mengerahkan seluruh keluarganya untuk mem-blasting pesan berantai terkait permintaan donor untuk ayahnya, termasuk menghubungi relawan DATA di Solo.
Ia juga sempat bolak-balik ke PMI untuk membawa para calon pendonor namun beberapa terpaksa gagal karena tak lolos hasil tes screening-nya.
Beruntung, Hermin bisa mendapatkan bantuan donor plasma sehari kemudian.
"Proses pencarian sampai akhirnya dapet pendonor, Alhamdulillah kami dimudahkan cuma 1 hari langsung dapet. Itu karena semua ikut bergerak, kami biasa koordinasi dalam kerja dan keluarga, tenang dan tidak panik dan tentunya yang utama karena bantuan dari Allah SWT," ujar Hermin.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Silent Killer pada Anak, Cegah dengan Imunisasi Pneumonia
Kondisi ayahnya pun berangsur membaik dan stabil setelah mendapatkan donor plasma dan menjalani terapi plasma konvalesen itu.
Menurut Hermin, salah satu kendalan sulitnya mencari donor plasma adalah sebagian pendonor hanya mau memberikan plasma untuk orang yang dikenalnya.
"Kebanyakan mereka mau menolong karena masih ada ikatan saudara atau teman, Kalau nggak kenal mereka ogah," ujar perempuan berusia 48 tahun itu.
Sekantong plasma adalah harapan untuk sesama. Jika kawan puan adalah seorang penyintas dan memenuhi syarat jangan ragu untuk membantu.
Kawan Puan bisa langsung menghubungi Palang Merah Indonesia (PMI) di tempat kamu tinggal.
(*)