News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

W20 Usulkan Kesetaraan dan Pemberdayaan Perempuan dalam Pemulihan Ekonomi

Penulis: Fathia Yasmine
Editor: Sheila Respati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presidensi G20 mendorong perempuan pemilik UMKM agar masuk ke dalam ekosistem digital.

Parapuan.co – Pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di bidang ekonomi menjadi salah satu topik utama yang akan dibahas di ajang Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November 2022 mendatang.

Ketua Women 20 (W20) Presidensi Indonesia Hadriani Uli Silalahi meyakini, keterlibatan perempuan dalam ekonomi skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat mempercepat pemulihan ekonomi negara-negara G20 selama dan setelah pandemi Covid-19.

Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam rapat W20 bertajuk ”The 1st International Conference on Women and Sharia Community Empowerment” berlangsung. Rapat tersebut diselenggarakan secara hibrida pada Kamis (11/8/2022).

”Menempatkan isu pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender dalam diskusi global sebagai bagian dari pemulihan ekonomi pascapandemi hingga mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan investasi untuk mencapai pertumbuhan inklusif,” ujar Hadriani seperti dikutip dari laman G20.org.

Baca Juga: Indonesia Boyong Tiga Isu Kesehatan ke KTT G20, Perempuan dan Anak Ikut Dibahas 

Sejalan dengan pernyataan Hadriani, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung membeberkan kondisi UMKM perempuan di Indonesia. Berdasarkan survei BI, sebanyak 65 persen dari sekitar 65,5 juta UMKM yang ada di Indonesia dimiliki atau dikelola oleh perempuan.

Mayoritas UMKM tersebut bergerak di bidang usaha makanan, minuman, dan busana. Selain itu, lanjut Juda, UMKM yang mampu bertahan selama pandemi Covid-19 sebagian besar dikelola oleh perempuan di banding laki-laki.

Namun, meski jumlahnya lebih banyak dan resiliensinya lebih kuat, UMKM yang dikelola perempuan masih menghadapi sejumlah hambatan untuk pulih dan terus berkembang.

Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan perempuan pelaku UMKM terhadap akses layanan keuangan dan fasilitas perbankan.

Selain itu, karena ketidakadilan pembagian peran dalam rumah tangga, banyak perempuan pelaku UMKM harus menguras waktu dan tenaganya untuk mengerjakan pekerjaan domestik seorang diri. Akibatnya, kesempatan mereka untuk mengembangkan bisnisnya menjadi terbatas.

Baca Juga: Sejumlah Rencana Restrukturisasi Kesehatan Global Dibahas di G20, Apa Pentingnya bagi Perempuan dan Anak?

Kondisi tersebut juga tak dipisahkan dari anggapan kalau perempuan tak dapat berperan dalam bidang ekonomi. Padahal, sebaliknya, partisipasi perempuan dalam roda ekonomi dapat memberi dampak besar.

”Pemberdayaan perempuan tidak hanya (berdampak) pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bisa memberikan efek tambahan dalam upaya pengurangan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan, dan kesejahteraan masyarakat,” ucap Juda.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini