TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan bukan hanya berupaya meningkatkan partisipasi pemilih dalam negeri tapi juga untuk pemilih di luar negeri, meski banyak kendala dihadapi PPLN.
"Targetnya tahun depan sebanyak-banyaknya. Secara nasional kita ingin partisipasi pemilih menjadi 75 persen. Untuk luar negeri lebih baik lagi 100 persen," ujar komisioner KPU, Sigit Pamungkas di KPU, Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Sebelumnya, hal yang sama ditanyakan kepada Ketua KPU Husni Kamil Manik. Namun, Husni tidak mematok target peningkatan partisipasi pemilih luar negeri dengan angka, seperti ketika menargetkan 75 persen untuk tingkat nasional.
Masih kata Sigit, salah satu temuan masalah yang didapat berdasar masukan PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) adalah pemilih kurang partisipatif jika pelaksanaan pemilu hanya sehari.
"Kalau pelaksanaan pemilunya satu hari sudah pasti mereka memprediksikan partisipasi rendah karena kesulitan mendapatkan izin bekerja. Kesulitannya adalah untuk menkonsolidasikan pemiih pada hari itu," ujar Sigit.
"Tapi penghitungan suaranya tetap dilaksanakan pada 9 April. Untuk pemungutan suara lebih dari 1 hari sehingga mereka (PPLN) bisa mengoptimalkan pemilih yan datang ke TPS," katanya.
KPU menyadari hal tersebut tidak mungkin karena undang-undang belum memfasilitasi itu semua. Memang, kata Sigit, semestinya, desain pemilu di luar negeri berbeda dengan pelaksanan pemilu di dalam negeri berdasar pertimbangan di atas.