News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Surya Paloh: Saksi Pemilu dari Nasdem Harus Kembalikan Uang Negara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad (kiri) disambut Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) sebelum memberikan kuliah umum mengenai pemberantasan korupsi dalam acara Rapat Kerja Nasional Partai NasDem di Ancol, Jakarta Utara, Selasa (3/12/2013). Rakernas Partai Nasdem yang telah berlangsung selama 3 hari tersebut ditutup hari ini oleh Surya Paloh. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh mengatakan, penggunaan uang negara sebagai honor saksi di tempat pemungutan suara (TPS) saat pemilu tidak dibenarkan.

Karena itu, dia menginstruksikan agar seluruh saksi Partai Nasdem yang akan bertugas saat hari pemungutan suara saat pemilu untuk tak menerima uang yang diberikan kepada mereka.

"Saya instruksikan kepada seluruh kader Nasdem yang saat hari pemungutan suara dipercaya jadi saksi di TPS-TPS, untuk mengembalikan honor yang diberikan oleh penyelenggara pemilu," kata Surya Paloh, Minggu (26/1/2014).

Menurut Surya, negara tidak boleh menggunakan uang negara untuk pembayaran honor saksi. Pasalnya, uang tersebut seharusnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dia juga mengajak parpol lain untuk melakukan hal yang sama. Parpol seharusnya dapat lebih berempati kepada masyarakat, terlebih pada saat ini sejumlah wilayah di Indonesia tengah dilanda bencana.

"Ya sudah barang tentu pembiayaan bagi para saksi sebesar Rp 700 miliar yang bersumber dari APBN tersebut, lebih baik dialokasikan kepada rakyat Indonesia yang kini sedang tertimpa bencana alam," katanya.

Pemerintah telah memutuskan untuk membayar saksi parpol yang akan ditempatkan di setiap TPS. Hal itu untuk mengantisipasi kekurangan dana yang kerap dikeluhkan parpol.

"Pemerintah juga mengakomodir anggaran saksi parpol di setiap TPS. Ada 12 saksi parpol. Biayanya bukan dari parpol tapi dari pemerintah. Itu keluhan dari parpol, tidak bisa mendatangkan saksi karena tidak ada anggaran," kata Ketua Bawaslu, Muhammad, di Jakarta, Senin lalu.

Dia mengatakan, setiap saksi dibayar Rp 100 ribu untuk mengawasi pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini